“Khususnya gim cukup kuat dan tentu tidak hanya, jangan hanya, didominasi oleh produk luar karena industri kita terbesar dan pemain-pemain kita sudah ada yang global tapi perpres ini percepatan lebih cepat lagi kita bisa menguasai pasar domestik juga bisa bermain ke luar,” kata dia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno secara virtual, Senin (19/2/2024).
Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat bahwa pada tahun 2021 tercatat sebanyak 121,7 juta pemain gim ada di Indonesia. Jumlah ini kemudian meningkat pada tahun 2022 menjadi 174,1 juta.
Nia diperkirakan pada tahun 2025 pemain gim di Indonesia bisa mencapai 192,1 juta.
“Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik karena niatnya adalah betul-betul untuk meningkatkan termasuk bagian dari produksi dalam negeri. Jangan hanya dibanjiri oleh produk luar saja karena pemainnya kita banyak dan juga penduduk kita besar," ungkap dia.
Nia menambahkan berdasarkan data statistik 2023 pasar gim Indonesia memiliki nilai ekonomi sekitar US$1,11 miliar. Untuk pasar gim online diperkirakan mencapai US$343 juta.
Pertumbuhan industri gim juga didorong oleh semakin bertumbuhnya kepemilikan smartphone di Indonesia dengan harga yang terjangkau. Hal lain adalah penetrasi internet yang semakin masif.
Atlet gim asal Indonesia juga terus bermunculan. Jumlahnya semakin meningkat dan terus menunjukkan prestasi di kompetisi tingkat dunia. Mereka banyak berasal dari Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Tangerang. “Ada empat di tahun 2022,” kata dia,
Dalam putusan Perpres percepatan industri gim nasional ini, terdapat delapan muatan substansial, seperti disampaikan Direktur Regulasi Kemenparekraf Robinson H Sinaga, adalah; Strategi Pengembangan Riset, Pengembangan Pendidikan, Fasilitas Pendanaan dan Pembiayaan, Penyediaan Infrastruktur, Pengembangan Sistem Pemasaran, Pemberian Insentif, Fasilitas Kekayaan Intelektual, Perlindungan Kreativitas.
(wep)