"Tidak bisa melakukan self treatment, tapi dikonsultasikan ke psikiater anak dan remaja ya. Untuk melihat hasil asesmen ini mengarah ke mana, mood, kognitif, perilaku atau gangguan fisik?," ungkapnya.
Berbagai jenis treatment akan dijalani pasien berdasarkan hasil asesment dari psikiater. Diharapkan dari pengobatan terapi sang anak bisa berfungsi ke sosial kembali secara normal
"Dari asesmen nanti perlu dilakukan apakah treatment-nya, supaya bisa berfungsi ke sosial kembali," katanya.
Selain itu kata dokter Santi Yulani bilamana mengalami perundungan berulang kali segera mencari bantuan profesional. Menurutnya, seseorang yang terkena perundungan seperti disekolah akan mengalami distorsi atau mengalami sulit berpikir secara nasional. "Membutuhkan untuk bantuan orang rasiona," pungkasnya.
Lalu, bagaimana jika orang tua tak mau membiayai sang anak ke psikiater dengan alasan bukan biaya?
Dokter Santi Yuli menyebut psikiater di Indonesia sudah berkooordinasi dengan dinas pendidikan untuk membangun awarenes (kesadaran) melalui webinar, edukasi, kepada guru, care-giver terkait pendidikan anak. Diharapkan dari koordinasi ini guru BK (Bimbingan Konseling) di sekolah bisa memberikan inspirasi untuk menangani anak dalam kasus perundungan.
Korban yang tidak mendapatkan dukungan orang tua untuk pergi ke psikiater juga bisa mendapatkan atensi dari guru yang bisa menjadi pengganti orang tua, atau keluarga terdekat seperti paman, bibi untuk memberikan edukasi pada anak atau pergi ke psikiater.
(dec/spt)