Pasar Obligasi Gamang, Khawatir Risiko Fiskal Makan Siang Gratis
Tim Riset Bloomberg Technoz
20 February 2024 10:50
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar Surat Berharga Negara (SBN) masih terlihat lesu bahkan setelah pemilu usai digelar yang sedikit banyak telah memberikan gambaran dengan hasil hitung cepat memunculkan nama Prabowo Subianto sebagai presiden RI yang baru nanti.
Selain faktor sentimen pemberat dari pasar global, pasar surat utang domestik juga sepertinya masih terbebani kegamangan terkait risiko-risiko yang mungkin muncul dari arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru nanti. Para investor asing masih terhenti di posisi net sell di pasar SBN senilai Rp680 miliar sejak awal tahun hingga data transaksi 15 Februari lalu.
Mengacu data Bloomberg pagi ini, mayoritas SBN berdenominasi rupiah (SUN/INDOGB) mengalami kenaikan imbal hasil terutama untuk tenor pendek 3 tahun yang naik 2 basis poin (bps). Sementara tenor acuan 10 tahun dan 30 tahun berhasil turun imbal hasilnya masing-masing 0,3 bps dan 0,5 bps.
Di sisi lain, SBN berdenominasi dolar AS (INDON) di semua tenor pagi ini terlihat kompak melemah harganya, terindikasi dari kenaikan imbal hasil terutama untuk tenor menengah panjang 5-10 tahun. INDON-7y naik 2,9 bps ke 5%, sementara INDON-10y naik 2,4 bps ke 5,02%. Pasar obligasi domestik sebenarnya sudah berhasil mencetak kenaikan mengacu pada indeks harga ICBI yang ditutup naik tipis 0,06% dalam perdagangan kemarin.
Namun, kegamangan sepertinya masih tersisa pagi ini yang berkelindan dengan pergerakan rupiah yang lanjut melemah pagi ini, dibuka menembus level support. Pada pukul 9:48 WIB, kurs dolar AS bertengger di Rp15.657/US$. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih membukukan kenaikan 0,66% pagi ini.