Seperti yang diwartakan Bloomberg News, ekspektasi suku bunga tetap menjadi fokus utama. Pertukaran saat ini menetapkan harga sekitar 90 basis poin dari angka pemangkasan suku bunga acuan Federal Reserve pada tahun 2024–dari sebelumnya yang menyatakan akan lebih dari 150 basis poin di awal Februari kala itu.
"Pasar telah menyesuaikan diri dengan gagasan bahwa penurunan suku bunga akan terjadi kemudian, dan mungkin tidak sepenting yang diperkirakan sebelumnya," kata Vincent Juvyns, Ahli Strategi Pasar Global untuk JPMorgan Asset Management, di Bloomberg Television.
Pergerakan naik juga "Benar-benar didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang layak yang telah kita lihat selama kuartal keempat," tambahnya.
Dari dalam negeri, investor juga akan mencermati rilis data ekonomi penting mengenai suku bunga acuan Bank Indonesia esok hari. Diperkirakan suku bunga acuan akan tetap di level 6%. Namun, investor memperhatikan risalah kebijakan Bank Indonesia untuk melihat kemungkinan adanya rencana penurunan suku bunga dan pandangan Bank Indonesia terhadap kondisi makro-ekonomi Indonesia.
Konsensus ekonom yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan, Bank Sentral akan kembali mempertahankan level BI rate di 6%. Kemungkinan penurunan BI rate masih akan menunggu kejelasan arah bunga global terutama bunga Federal Reserve.
(fad)