Logo Bloomberg Technoz

Namun, El Nino diperkirakan mulai reda pada April-Juni 2024, menurut ramalan US National Weather Service. Selepas itu, kemungkinan akan datang La Nina, yaitu iklim yang cenderung basah dengan curah hujan tinggi.

“Meski prediksi yang dibuat saat musim semi biasanya kurang reliabel, tetapi ada tendensi La Nina akan datang setelah El Nino yang kuat,” sebut keterangan tertulis NWS.

Menurut perkiraan NWS, ada peluang 55% La Nina akan terbentuk mulai Juni-Agustus.

Dengan curah hujan yang meningkat, ada harapan produksi CPO akan kembali normal. Ini tentu akan mempengaruhi proses pembentukan harga.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO sejatinya sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 51,17. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 44,34. Cenderung di posisi jual (sell) dan masih jauh dari jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, sepertinya harga CPO akan menjalani masa konsolidasi. Target support terdekat adalah MYR 3.879/ton. Jika tertembus, maka MYR 3.867/ton bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten terdekat adalah MYR 3.891/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO naik lagi menuju MYR 3.905/ton.

(aji)

No more pages