Logo Bloomberg Technoz

Selain itu, Zulhas menuturkan bahwa ketersediaan beras SPHP di pasar tradisional saat ini juga sangat terbatas. Kondisi yang sama dengan beras komersial yang berasal dari Bulog.

“[Beras SPHP dan Beras Komersial dari Bulog] Itu mengambilnya melalui distribusi, melalui pedagang usaha, tapi ini datangnya juga nggak banyak. Jadi masalahnya suplai lagi,” lanjutnya.

Kemudian persedian beras premium pun saat ini tidak banyak, belum lagi terdapat penyesuaian harga untuk kategori ini. “Harganya juga agak naik. Nanti saya usul ke Pak Menko solusinya seperti apa,” ucap Zulhas.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai solusi untuk mengatasi persediaan beras tersebut, Zulhas menekankan bahwa salah satu langkah yang ditempuh adalah memperbanyak pasokan beras.

“Ya supply-nya perbanyak, enggak ada pilihan lain,” pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam kesempatan sebelumnya, Zulhas mengatakan bahwa gangguan pasokan beras premium di gerai-gerai ritel modern terjadi karena harga beras yang melambung tinggi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Kenaikan harga beras premium, menurutnya, berkaitan dengan kemunduran masa panen imbas fenomena iklim El Nino. Zulhas mengklaim pasokan beras modern sebenarnya tersedia, tetapi gerai ritel modern memutuskan untuk tidak menjual karena harga melambung di atas HET.

“Tidak ambil karena premium harga tinggi. Ada Rp72.000 per 5 kg, ada yang Rp80.000 per 5 kg. HET kan Rp69.500 per 5 kg. Maka ritel modern tidak menjual premium.”

(azr/ros)

No more pages