Norman Harsono—Bloomberg News
Bloomberg, 71 orang petugas penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sejauh ini telah meninggal karena kelelahan, menurut pemerintah. Ini terdiri dari 47 petugas tempat pemungutan suara (TPS) dan 24 Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Sekitar 4.000 orang lainnya jatuh sakit antara tanggal 14 Februari dan 18 Februari karena kelelahan setelah membantu pelaksanaan pencoblosan pada 14 Februari.
"Dalam catatan kami yang meninggal ada 71 orang dengan rincian; anggota PPK 1 orang ditingkat kecamatan, kemudian anggota PPS di tingkat desa kelurahan ada 4 orang, kemudian anggota KPPS di tingkat TPS ada 42 orang. Kemudian Linmas yang menjaga keamanan 24 orang" jelas kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU Hasyim Asy'ari, mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Senin (19/2/2024).
Secara rinci selama periode yang sama para petugas yang berdampak sakit berjumlah 4.567 orang dari tingkat kecamatan, desa, serta petugas keamanan yang mengamankan proses perhitungan suara.
"Untuk yang sakit sebanyak 4.567 orang dengan rincian; ditingkat kecamatan atau PPK 136 orang, ditingkat PPS desa kelurahan 696 orang, kemudian anggota ditingkat TPS 3371 orang, dan untuk linmas yang sakit ada 364 orang," papar dia.
KPU akan bertanggung jawab atas meninggalnya para petugas dengan memberikan santunan kecelakaan kerja bagi penyelenggara Ad Hoc berdasarkan peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2022. Sampai dengan hari ini, 19 Februari 2024, KPU telah memberikan santunan kepada empat korban meninggal dunia dari total 71 petugas yang kehilangan nyawanya saat menjalankan tugasnya.
Pemberian santunan tentu memerlukan verifikasi serta dokumen-dokumen pendukung seperti Surat Kematian jika meninggal dunia, serta surat sakit jika menderita sakit pasca melakukan tugas saat masa pencoblosan.
Pemilu terakhir masih merenggut puluhan nyawa bahkan setelah pemerintah memberlakukan batasan usia bagi para relawan. KPU juga sebelumnya telah mewajibkan pemeriksaan kesehatan setelah lebih dari 500 petugas tempat pemungutan suara (TPS) meninggal dunia setelah pemungutan tahun 2019.
Lima juta sukarelawan yang dibayar bekerja pada 800.000 TPS di seluruh negeri dalam pencoblosan minggu lalu, yang berlangsung sekitar 6 jam.
Lebih dari 200 juta warga negara terdaftar untuk memberikan suara mereka untuk memilih presiden, wakil presiden, dan anggota legislatif DPR, DPD, DPRD.
Menjalankan proses pemungutan suara di Indonesia membutuhkan kerja sepanjang waktu. Mulai dari mendistribusikan, menghitung dan melaporkan ratusan kertas suara yang dapat berlangsung lebih dari 12 setelah TPS ditutup.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah mendeklarasikan kemenangannya dalam pemilihan presiden, dengan mengutip hasil tidak resmi dari beberapa hasil penghitungan cepat (quick counts). Hasil resmi KPU akan diumumkan pada tanggal 20 Maret.
- Dengan asistensi Norman Harsono.
(fik/wep)