Kecenderungan rupiah melemah berkebalikan dengan titik terang di pasar surat utang. Pergerakan yield masih di kisaran sempit di mana pada jelang penutupan pasar hari ini, tingkat imbal hasil SUN/INDOGB di hampir semua tenor mencatat penurunan, terutama tenor pendek 2 tahun yang mencatat penurunan imbal hasil 3,5 poin.
Sedangkan pasar saham domestik sejauh ini masih belum keluar dari tekanan dengan Indeks Harga Saham Gabungan tergerus 0,55%.
Pemeringkat global Fitch Ratings memberi catatan adanya risiko fiskal jangka menengah sejurus dengan hasil pilpres yang kemungkinan dimenangkan oleh Prabowo Subianto berdasarkan hasil hitung cepat sejauh ini.
Kondisi fiskal Indonesia dalam jangka menengah dinilai menghadapi risiko lebih tinggi bila program-program andalan Prabowo Subianto, yang unggul dalam hasil hitung cepat Pilpres 2024, dilangsungkan yang membebani APBN ke depan.
"Kami percaya risiko fiskal Indonesia dalam jangka menengah meningkat menyusul beberapa rencana program Prabowo seperti makan siang gratis yang memakan sekitar 2% Produk Domestik Bruto dan pernyataannya bahwa Indonesia bisa mencapai kenaikan rasio utang terhadap PDB," kata Thomas Rookmaker, Head of Asia Pasicif Sovereigns di Fitch Ratings.
Risiko fiskal yang meningkat bisa membebani pamor surat utang Indonesia. Pasar masih akan menunggu bagaimana pemerintahan baru kelak tetap bisa mempertahankan kredibilitas fiskal di antara berbagai program populis yang memboroskan anggaran.
Sementara hasil survei harga properti residensial mencatat kenaikan penjualan rumah pada kuartal IV-2023 naik 3,37% terutama untuk rumah tipe besar dan menengah di tengah harga rumah yang kenaikannya melambat pada periode yang sama.
Hari ini, produsen otomotif juga melaporkan kinerja penjualan mobil yang terus terperosok. Data terbaru Gaikindo memperlihatkan, penjualan mobil nasional pada Januari lalu mengalami penurunan drastis, turun 26,1% secara tahunan dan 18,4% secara bulanan.
(rui)