Pagi ini, tingkat imbal hasil INDOGB-10 tahun stagnan di 6,6%, sementara tenor lebih pendek bergerak turun terutama tenor 5 tahun yang terkikis 0,7 poin. Sementara INDON di semua tenor masih stagnan.
Data inflasi AS yang dilansir pekan lalu mengikis keyakinan pasar bahwa proses disinflasi di perekonomian terbesar di dunia itu berjalan seperti yang diharapkan oleh Federal Reserve.
Setelah inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari AS mencatat penurunan yang lebih kecil ketimbang harapan pasar, inflasi harga produsen juga tercatat hanya turun tipis. Dua data itu memantik kekhawatiran pasar bahwa proses disinflasi AS bulan lalu tidak sesuai perkiraan dan kemungkinan bakal terhambat akibat kenaikan inflasi inti personal consumption expenditure (PCE). Itu juga akan memperkecil peluang penurunan bunga acuan Federal Reserve.
Selain itu, kabar resesi beberapa negara maju juga memberatkan optimisme pasar. Jepang mengalami resesi ekonomi, di tengah ancaman resesi di beberapa negara Eropa seperti Inggris dan Jerman.
Pekan ini, pelaku pasar menunggu rilis FOMC Meeting Minutes atau risalah rapat Komite Terbuka Federal Reserve pada Selasa malam nanti. Disusul data klaim pengangguran awal dan lanjutan juga data penjualan rumah, serta data kinerja manufaktur.
Sedangkan dari dalam negeri, rupiah akan menanti hasil asesmen terbaru Bank Indonesia terhadap kondisi perekonomian domestik maupun global yang akan disambung pengumuman BI rate pada Selasa nanti. Keesokan hari, pasar akan menunggu data Neraca Pembayaran kuartal IV-2023.
(rui)