Apabila rupiah memberikan indikasi pelemahan, support terdekat dapat menuju Rp15.645/US$, sementara kisaran gerak rupiah dalam support di antara Rp15.670-Rp15.710/US$.
Pekan lalu, investor asing banyak menyerbu pasar saham dengan posisi beli bersih mencapai Rp6,03 triliun selama periode 12-15 Februari di Bursa Efek Indonesia dan membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin mendekati level rekor tertinggi sepanjang masa yang terjadi pada 4 Januari lalu.
Pada periode yang sama, pemodal asing banyak melepas aset rupiah di pasar pendapatan tetap dengan mencatat posisi jual bersih di Surat Berharga Negara (SBN) dan Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing senilai Rp980 miliar.
Langkah investor asing yang menjauhi aset fixed income dan banyak mengarahkan pembelian ke aset lebih berisiko seperti saham, mengindikasikan pemodal asing siap mengambil risiko lebih besar demi meraup cuan lebih tebal, menurut Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Prayadi.
"Kami perkirakan investor asing masih akan melanjutkan aksi pembelian di pasar saham mengingat di sana ada potensi keuntungan lebih besar dibandingkan di obligasi," katanya.
Pekan ini rupiah akan banyak dipengaruhi oleh rilis data-data penting baik global maupun domestik. Dari paasar global, pemodal pasar keuangan menunggu rilis FOMC Meeting Minutes atau risalah rapat Komite Terbuka Federal Reserve pada Selasa malam nanti. Disusul data klaim pengangguran awal dan lanjutan juga data penjualan rumah, serta data kinerja manufaktur.
Sedangkan dari dalam negeri, rupiah akan menanti hasil asesmen terbaru Bank Indonesia terhadap kondisi perekonomian domestik maupun global yang akan disambung pengumuman BI rate pada Selasa nanti. Keesokan hari, pasar akan menunggu data Neraca Pembayaran kuartal IV-2023.
(rui)