"Pembacaan awal dari data Tahun Baru Imlek, dari penjualan hotel liburan hingga jumlah kunjungan ke Makau, menunjukkan titik terang di industri terkait jasa," kata Linda Lam, kepala penasihat ekuitas untuk Asia Utara di Union Bancaire Privee. "Saham-A akan dibuka lebih kuat, melanjutkan pemulihan harga saham berkat dukungan negara," katanya, merujuk pada saham China yang diperdagangkan di daratan (mainland).
Sementara itu, ahli strategi yang dipimpin oleh David Kostin menulis dalam catatan kepada klien, bahwa Goldman Sachs memperkirakan reli di AS akan berlanjut. S&P 500 diperkirakan mencapai 5.200 pada akhir tahun karena ekonomi AS yang tangguh mendorong pertumbuhan laba perusahaan. Target baru menyiratkan kenaikan 3,9% dari penutupan hari Jumat.
Unit manajemen kekayaan UBS Group AG juga memiliki pandangan positif terhadap ekuitas setelah Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mulai menurunkan suku bunga. Terutama di saham-saham berkapitalisasi kecil karena belanja konsumen diperkirakan akan tetap sehat mengingat kuatnya pasar tenaga kerja.
"Pemangkasan suku bunga The Fed kemungkinan masih akan terjadi, meskipun ada komentar beragam dari para pejabat tingkat tinggi," kata Solita Marcelli, kepala investasi untuk Amerika di UBS Global Wealth Management. "Meskipun kami tidak memperkirakan jalur menuju penurunan inflasi dan suku bunga berjalan mulus, kami mempertahankan pandangan bahwa soft landing untuk ekonomi AS mendukung obligasi dan ekuitas yang berkualitas."
Pekan ini, para trader akan mengawasi data inflasi dari Eropa serta pendapatan dari Nvidia Corp dan raksasa pertambangan BHP Group dan Rio Tinto Plc untuk membantu mengukur kesehatan ekonomi global. Sementara itu, konflik di Timur Tengah diperkirakan akan berlanjut. Menteri Luar Negeri Qatar mengatakan negosiasi terkait gencatan senjata Israel-Hamas dan pembebasan sandera tidak berjalan sesuai harapan, kata menteri luar negeri Qatar.
(bbn)