Bloomberg Technoz, Jakarta - Panen raya di Provinsi Lampung akan dimulai pada akhir Februari dan awal Maret tahun ini.
Pada panen kali ini diperkirakan hasilnya bisa mencapai 800 ribu ton Gabah Kering Panen (GKP) dari luas lahan 140 ribu hektare yang tersebar di 15 kabupaten dan kota di Provinsi Lampung.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan bahwa seluruh gabah yang akan dipanen tahun ini merupakan hasil produksi petani yang ditanam sejak akhir tahun 2023 lalu. Dia memastikan panen ini akan menambah ketersediaan cadangan beras di daerahnya.
Arinal juga mengatakan seluruh hasil panen nantinya akan dibeli secara langsung oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah.
"Kalau sudah panen di beberapa daerah ini, nanti hasil panen akan dibeli oleh Bulog dan pedagang sesuai harga yang ditetapkan oleh pemerintah, untuk mengamankan ketersediaan pasokan di bulan-bulan mendatang," katanya.
Terkait pembelian ini, Arinal meminta agar Dinas Pertanian di lingkup pemerintahannya dapat selalu sigap terutama dalam memberikan informasi panen raya agar terjadi penyerapan yang sangat maksimal.
"Dinas pertanian harus memberikan informasi ketika di daerah akan panen, supaya Bulog tahu dan harapannya bisa lebih peka, sigap, cepat menyerap gabah petani. Jadi tidak ada oknum yang mempermainkan ini untuk kepentingan pribadi mereka sehingga merugikan petani," katanya.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Eko Dyah Purwaningsih mengatakan bahwa periode panen dapat berlangsung lebih panjang hingga tiga bulan mendatang, ditambah lagi pada April mendatang diperkirakan akan ada panen raya padi di berbagai daerah.
"Untuk daerah yang panen beberapa waktu ke depan adalah Kabupaten Lampung Tengah, dan Lampung Selatan ini akan luar biasa hasilnya, nanti akan ditambah lagi produksi karena April ada panen raya," katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis panen raya mendatang dapat menghasilkan produksi yang cukup baik. Ia mengatakan berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 diperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton.
Amran mengatakan angka itu berada di atas kebutuhan bulanan sebesar 2,5 juta ton dan pada bulan tersebut akan terjadi surplus sekitar 970 ribu ton.
(spt)