Dia melanjutkan, memang sekitar 3 tahun lalu Pertamina sudah memulai perencanaan untuk membangun terminal di Kalibaru. Hal ini adalah kerja sama dengan Pelindo. Namun demikian peruntukannya nanti cenderung untuk produk-produk transisi energi. Di sana akan dibangun green multipurpose terminal bukan hanya fuel terminal atau terminal BBM dengan luas sekitar 31 hektare.
Terminal baru Pertamina akan dibangun di Kalibaru namun baru akan dimulai akhir 2024 dan pembangunan memakan waktu 2 hingga 3 tahun.
"Terminal baru jadi nanti baru 4-5 tahun kemudian. Sangat urgent untuk menjaga operasional di Plumpang juga keselamatan keamanan warga maka yang paling mendesak adalah pembangunan buffer zone," imbuhnya.
Diketahui TBBM Plumpang merupakan bagian dari Integrated Terminal Jakarta milik Pertamina yang memiliki beberapa tangki dengan kapasitas 324 kiloliter. Sebagian besar pasokan ke TBBM ini berasal dari kilang Balongan yang dihubungkan dengan pipa sepanjang 221 kilometer dengan diameter pipa 15 inch. BBM dari Plumpang umumnya ditujukan bagi ritel supply ke SPBU.
Maka yang paling mendesak adalah pembangunan buffer zone
Dirut Pertamina Nicke Widyastuti
Di terminal Plumpang terdapat filling station di mana kurang lebih dalam sehari 1000 kali pengisian mobil tangki. Dengan 1000 kali pengisian, 1 mobil tangki bisa 3-4 kali bolak-balik untuk mengisi di filling station Terminal Plumpang untuk memenuhi 970 SPBU baik umum maupun nelayan juga untuk Pertashop.
"Dan ada 304 customer industri. Sedangkan coverage dari supply BBM dari terminal Plumpang ini adalah meng-cover 19 kota kabupaten. Jadi kalau ada permasalahan yang terjadi sehingga tidak dapat beroperasi, ini bisa mengakibatkan kekurangan supply di 19 kota kabupaten," ucap perempuan ini.
Oleh karena itu Pertamina kata dia cenderung memilih opsi membangun buffer zone dengan jarak yang akan ditentukan dan sesuai dengan standar internasional. Meski dalam kesempatan itu Nicke tak menyebut konsep model buffer zone-nya dengan rinci.
Dalam kesempatan itu Anggota Komisi VI Andre Rosiade menilai bahwa apabila buffer zone ingin diadakan maka harus dilakukan dengan cepat. Hal ini perlu segera agar tak terulang kejadian kebakaran sebab insiden seperti ini bukan hanya terjadi di Plumpang.
"Yang pertama saya ingin Pertamina segera bisa menyelesaikan buffer zone. Kami menugaskan Pertamina kita kasih waktu 3 bulan untuk Pertamina berkoordinasi dengan pemerintah untuk meyelesaikan permasalahan buffer zone. Jangan sampai kejadian berulang karena buffer zone belum ada. Untuk supaya 3 bulan ini bisa selesai," kata Andre dari Fraksi Gerindra tersebut.
(ezr)