Smelter RKEF digunakan untuk menghasilkan feronikel sebagai bahan baku komoditas besi dan baja nirkarat (stainless steel). Smelter nikel RKEF membutuhkan bijih nikel kadar tinggi (saprolite) sebagai bahan bakunya.
Untuk keperluan hilirisasi, seperti produksi baterai kendaraan listrik, jenis yang dibutuhkan adalah nikel kadar rendah (limonite) yang diproses lewat smelter berteknologi high pressure acid leaching (HPAL) atau berbasis hidrometalurgi.
Saat ini, Indonesia memang diklaim sebagai negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dengan mengambil porsi 25% dari total cadangan global.
Namun, kondisi itu turut menyebabkan RI sebagai salah satu musabab anjloknya harga nikel hingga 45% sepanjang 2023. Banjir pasokan nikel murah dari Indonesia juga dinilai akan mengancam dan mengganggu industri produk olahan nikel, seperti NPI dan FeNi itu.
(ibn/wdh)