Meski demikian, kata Arifin, pemerintah memastikan harga BBM subsidi jenis BBM khusus penugasa (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu (JBT) Solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Pertamina tak akan mengalami kenaikan.
Pada Februari tahun ini, seluruh operator swasta di Indonesia seperti Shell, BP-AKR, dan Vivo resmi menaikkan harga seluruh jenis BBM-nya. Kenaikan tersebut berada di rentang Rp80/liter hingga Rp210/liter. Hanya Pertamina satu-satunya operator SPBU yang tak mengubah harganya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penyebab Pertamina bisa menahan harga BBM-nya adalah karena ruang fiskal Indonesia terbilang masih cukup luas.
“Pertama ini masih [awal tahun], jadi ruangan fiskalnya masih cukup luas, jadi tidak ada kenaikan dalam waktu dekat,” ujar Airlangga awal bulan.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berdalih Pertamina bisa menahan harga BBM nonsubsidi pada Februari lantaran perseroan berhasil melakukan efisiensi dalam proses bisnisnya, sehingga sanggup memproduksi bahan bakar dengan harga kompetitif.
"Keputusan Pertamina tidak menaikkan harga BBM tentu baik untuk menjaga stabilitas dan juga daya beli masyarakat. Di sinilah peran BUMN kepada masyarakat." ujar Erick melalui siaran resminya, meski tak menampaik bahwa harga minyak dunia dan kurs memang mengalami kenaikan memasuki bulan kedua tahun berjalan.
Per hari ini, harga West Texas Intermediate (WTI) untuk penyelesaian Maret naik US$1,16 menjadi US$79,19 per barel di New York. Brent untuk pengiriman April naik 61 sen menjadi US$83,47 per barel.
(ibn/wdh)