Logo Bloomberg Technoz

Nikel Oversupply, ESDM Akan Evaluasi Smelter Termasuk Punya Vale

Sultan Ibnu Affan
16 February 2024 19:20

Smelter nikel PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Sulawesi Selatan./Bloomberg-Dimas Ardian
Smelter nikel PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Sulawesi Selatan./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut bakal mengevaluasi kembali rencana pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter nikel kelas II baru di dalam negeri, seiring dengan upaya menjaga keseimbangan permintaan dan cadangan komoditas mineral logam penting itu.

"Pasti [akan] dievaluasi, tetapi bukan berarti stop program hilirisasinya. Supaya masuk ke segmen di mana pasar produknya masih bertumbuh, market-nya." ujar Arifin saat ditemui di Jakarta, Jumat (16/2/2024).

Arifin mengatakan, evaluasi itu juga bakal menyasar ke smelter milik PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang menggunakan teknologi RKEF, yang akan dibangun  di Bahadopi, Morowali, dengan menggandeng Xinhai dan Tisco -anak usaha raksasa baja China, Baowu- dan dirancang untuk memproduksi 70—80 kiloton nikel.

Adapun saat ini, pasokan nikel saprolite yang diolah menjadi nickel pig iron (NPI) terbilang berlebih, seiring dengan jorjoran produksinya di dalam negeri.

Kondisi itu, kata Arifin, yang juga memang berdampak pada anjlok harga jual nikel dalam pasar global. Dia pun meminta agar para perusahaan smelter untuk tak lagi menggunakan teknologi RKEF ke depannya.