Walaupun demikan mayoritas negara Uni Eropa mendukung apa yang dilakukan oleh negara-negara tersebut. Risikonya tentu saja adalah kemarahan dari China yang akan diikuti oleh kebijakan baru untuk membalasnya.
Seperti diketahui, China akhirnya melonggarkan kebijakan penanggulangan Covid-19 atau "Zero Covid" ketat beberapa pekan lalu. Kebijakan yang meliputi karantina wilayah, penghapusan syarat wajib karantina bagi pendatang dari luar negeri, dibukanya kembali perjalanan mancanegara, dan tes usap PCR rutin itu dianggap menghambat ekonomi dan menciptakan tekanan sosial.
Industri penerbangan menjadi salah satu pihak yang menyambut baik pelonggaran tersebut. Pembatasan yang terlampau ketat dinilai tidak efektif lantaran hanya menunda puncak gelombang baru Covid-19, alih-alih menghentikannya. Sementara itu, pada saat bersamaan ada banyak orang kehilangan pekerjaan dan ancaman kemerosotan ekonomi.
"Pemerintah harus mendasarkan keputusan mereka pada fakta sains daripada politik sains," kata Direktur Jenderal Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) Willie Walsh.
(rez/hdr)