Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) yang jatuh 24,7%, PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) ambruk 12,9%, dan PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) anjlok 12,1%.
Pada sore hari ini, sejumlah indeks saham utama Asia juga kompak bergerak menghijau. Hang Seng (Hong Kong) berhasil menguat 2,48%, Straits Time (Singapura) melonjak 1,42%, Kospi (Korea Selatan) terbang 1,34%, Topix (Jepang) menghijau 1,27%, Nikkei 225 (Tokyo) yang meningkat 0,86%, Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) terangkat 0,6%, SENSEX (India) yang berhasil menguat 0,52%, dan KLCI (Malaysia) menguat 0,34%.
Di sisi berseberangan terdapat indeks Weighted Index (Taiwan) melemah 0,2%, PSEI (Filipina) turun 0,13%, dan SETI (Thailand) mencatat pelemahan 0,07%,
Adapun Bursa saham Asia terpapar gerak positif dengan yang terjadi di New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, 3 indeks utama di Wall Street finis di zona penguatan.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menetap di zona hijau dengan kenaikan 0,91% dan juga S&P 500 yang naik 0,58%. Sedangkan Nasdaq Composite berhasil menguat 0,3%.
Indeks saham Asia mengikuti arah kenaikan yang terjadi di Wall Street, setelah pelaku pasar mulai mengabaikan data ekonomi Amerika Serikat yang beragam.
Penurunan penjualan ritel membantu menenangkan keragu-raguan investor global mengenai permintaan konsumen yang terlalu tinggi, terutama setelah semua kekhawatiran akibat angka inflasi yang kuat pada awal pekan ini.
Menurut data Departemen Perdagangan pada Kamis, penjualan ritel, tanpa disesuaikan dengan inflasi, melemah 0,8% dari Desember setelah revisi ke bawah pada bulan sebelumnya.
Selama berbulan-bulan, investor berhadapan dengan narasi ekonomi yang saling bertentangan. Kemajuan menuju melandainya angka inflasi telah membentuk pandangan The Fed dapat memangkas suku bunga acuan untuk menghindari AS dari resesi. Pada saat yang sama, perekonomian justru melampaui ekspektasi, sehingga memberikan perlindungan bagi Bank Sentral untuk menunda.
“Datanya rumit, sebuah dikotomi yang sebenarnya. Pasar akan bergejolak saat mencerna data dan meneliti setiap titik data,” kata Gina Bolvin, Presiden Bolvin Wealth Management Group, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Sentimen positif IHSG juga datang dari dalam negeri, penjualan ritel RI berhasil tumbuh positif pada Desember 2023. Momentum Hari Natal dan Tahun Baru mampu mendorong penjualan.
Pada Jumat, Bank Indonesia melaporkan penjualan ritel yang dicerminkan dengan Indeks Penjualan Riil pada Desember sebesar 218,1. Berhasil mencatatkan kenaikan 4,9% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).
Adapun secara tahunan (year-on-year/yoy), penjualan ritel tumbuh 0,2% pada Desember.
"Sejalan dengan peningkatan permintaan pada periode HBKN dan Libur Tahun Baru, serta strategi potongan harga dari pedagang eceran. Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama Sub Kelompok Sandang, Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau," sebut laporan BI.
(fad/wep)