Penting untuk orang tua anak yang masuk usia sekolah menanamkan edukasi bahwa hindari atau kurangi konsumsi “jajan” yang mengandung gula dan lemak.
“Tumbuh dan kembang pada anak, konsumsi protein hewani, buah sayur juga. Remaja: gizi seimbang kualitas baik, jangan jajanan gula, lemak,” papar dia.
Dengan pemenuhan gizi tepat, seorang anak bisa terhindar dari malnutrisi, yang bisa mengganggu tumbuh kembangnya.
“Malnutrisi, ga hanya kurus, tapi obesitas, berat badan tidak cocok untuk tinggi, stunting, obesitas bisa terjadi pada stunting,” terang dia.
Guna memperhatikan asupan gizi, seseorang juga perlu memperhatikan kualitas pada makanan yang akan dikonsumsi. Indonesia juga diberkahi sebagai negara kaya dengan makanan segar melimpah dan bergizi, dan mudah serta murah.
“Misal kita di daerah pegunungan, ada ikan tapi basah, sebetulnya sudah diformalin, atau ikan beku. Saya akan pilih ikan beku, karena dari nelayan sampai dijual, ada yang disebut rantai beku,” papar Tan.
“Ikan beku, ditransfer dengan baik, begitu pula telur kita bisa memilih. Makanya, nggak ada alasan Indonesia kekurangan makanan sehat pasti masih banyak yang bagus.”
Tan selanjut mengimbau kepada generasi milenial (Gen Y), Gen Z dan Gen Alpha untuk sadar dalam proses masak secara benar. Hal ini agar bisa dirasakan pemanfaatannya dalam pemenuhan gizi untuk anak dan keluarga.
Ia sendiri tidak menyarankan ikan goreng untuk dimakan karena menghilangkan kandungan Omega 3—yang berfungsi meningkatkan kadar kalsium dalam tulang.
Untuk tetap mendapatkan makanan yang segar namun tetap lezat, lanjut Tan, bisa memanfaatkan bumbu rempah-rempah. “Ikan di Arsik, Naniura kayak sasmi Jepang, singgang cara masak NTB, ikan kuah asam di Indonesia Timur, bisa di pepes. Rempah-rempah kita adalah bumbu masak terbaik, bawang putih, bawang merah, kunyit, lada, garam, pala, andaliman, jangan mengecilkan rempah berpengaruh pada masakan lezat,” pungkas dia.
(wep)