Bloomberg Technoz, Jakarta - Ahli Gizi Masyarakat, Dr Tan Shot Yen menyarankan siapapun yang ingin sehat cukup dengan menjaga pola makan teratur. Bahkan cara ini lebih baik dari kebanyak diet, termasuk yang sedang tren, intermittent fasting.
Diet kerap dipilih untuk menjaga berat dan bentuk tubuh ideal. Padahal dengan menjaga pola makan secara teratur, juga bisa menjadikan butuh sehat, tak perlu susah payah menjalani pola diet apapun.
“Nggak usah aneh-aneh, petakilan, misalnya nih sarapan jam berapa? 06:30 sebelum berangkat ke kantor jam enam. Ya, bangun pagi, sarapan ya kan. Kemudian Anda makan siang nih, teratur ya, jam 12, jam 1 [siang],” ujarnya pada seminar "Kemencast #63" Gizi Tepat Berdasarkan Usia, YouTube Kementerian Kesehatan, dilansir, Jumat (16/2/2024).
“Lalu tidak makan malam, habis salat magrib dan dari magrib tidak makan lagi sampai besok pagi, itu bukannya intermittent fasting?”
Intermittent fasting merupakan puasa selama beberapa kurun waktu tertentu pada pola jam jendela makan. Bisa dimulai sesuai dengan keinginan sendiri. Ada yang menetapkan puasa sekitar 12 hingga 16 jam. Ini sempat menjadi populer di luar negeri.

Dalam menjalani atur pola makan, lanutTan, seseorang perlu mengetahui apa yang dibutuhkan tubuhnya. Adapun yang dibutuhkan oleh tubuh dapat dilihat dari konsep isi piringku yang diinisiasi Kementerian Kesehatan, kata dia.
“Dalam konsep itu menggambarkan 50% porsi makanan seseorang terdiri dari sayur dan buah-buahan, kemudian 50% sisanya adalah karbohidrat dan protein," jelasnya.
Selain itu konsep Isi Piringku juga menekankan pembatasan konsumsi gula, garam, dan lemak. Hal ini juga tepat dijadikan pedoman dalam pola makan bahkan bagi seseorang yang berusia senja.
Selain mengatur pola makan, olahraga cukup penting untuk menjaga sensitivitas insulin. Dengan demikian hal ini dapat menurunkan kadar gula darah. Hal penting lainnya adalah konsisten dalam menjaga gaya hidup sehat.
“Problem dari orang dalam menjalani suatu hidup, kalau dia nggak bisa melihat hasil, hanya melihat itu sebagai suatu siksaan, suatu kungkungan, tentunya tidak berjalan baik,” pungkas dia.
(dec/wep)