Macro Strategist dari Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi mengatakan, saham BUMN Karya yang sempat naik terjadi akibat munculnya ekspektasi kelanjutan proyek nasional, seiring dengan kemenangan Prabowo-Gibran berdasarkan versi quick count sejumlah lembaga survey.
“Tapi ekspektasi bukan realita. Ekspektasi adalah harapan, tapi harapan kan belum tentu dipenuhi. Masih harus nunggu nanti,” kata Lionel saat dihubungi.
Dia mencontohkan obligasi PT Waskita Karya (WSKT) dan PT Wijaya Karya (WIKA), para pemegang obligasi sangat mengharapkan Penyertaan Modal Negara (PMN) agar WSKT dan WIKA bisa terus membayar utang-utangnya.
“Tapi apakah benar akan dapat? Kan, belum jelas sampai hari ini. Bantuan ada walaupun secara tidak langsung lewat BUMN Karya yang lain, tapi ini kan dari Presiden Jokowi. Presiden selanjutnya masih harus ditunggu aksinya,” ujarnya.
Menurut Lionel, jika hasil akhir menetapkan Prabowo sebagai presiden terpilih belum tentu proyek infrastruktur akan benar-benar melanjutkan proyek Jokowi karena tim ekonomi Prabowo kemungkinan besar akan beda.
“Inner circle -nya juga pasti beda semua presiden saat ini (Jokowi) dengan capres pemenang,” imbuhnya.
Sementara itu, analis dari MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyebut, secara historis sektor konstruksi selalu menguat pada momen pemilu. Hal ini tercermin dalam empat kali periode pemilu yakni pemilu 2004, 2009, 2014, dan 2019.
(mfd/dhf)