Mark Bergen dan Aggi Cantrill-Bloomberg News

Bloomberg, Pada bulan Januari, perusahaan rintisan asal Spanyol, TravelPerk, menutup putaran pendanaan yang sesuai dengan kondisi saat ini. Perusahaan ini mendapatkan dana yang lebih sedikit dibandingkan dua tahun sebelumnya, dan hanya mendapatkan valuasi yang sedikit lebih tinggi, yaitu US$1,4 miliar (sekitar Rp21,7 triliun).

Hal yang mengejutkan adalah bahwa penyokong utama TravelPerk adalah SoftBank, investor Jepang yang Vision Fund-nya terkenal karena memberikan harga sangat tinggi kepada startup sampai akhirnya mengalami kerugian besar dalam sebuah investasi yang dilakukan oleh pendirinya, Masayoshi Son.

Kemudian, SoftBank menjadi diam. Setahun kemudian, Vision Fund kembali menulis cek, tetapi mereka menghindari perusahaan rintisan yang dulu terkenal karena pernah mereka jagokan, seperti WeWork dan perusahaan pengiriman pizza yang gagal, Zume. 

Ketika investor teknologi lain telah menumpuk uang ke perusahaan-perusahaan pengembang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru, Vision Fund tetap berada di luar arena itu.