Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah berpeluang menguat dalam perdagangan hari ini, Kamis (15/2/2024), setelah jeda libur sehari untuk gelar Pemilu dan Pilpres, menghindarkannya dari tekanan dolar Amerika Serikat (AS) yang digdaya dalam perdagangan kemarin pasca rilis data inflasi Amerika yang mengejutkan.
Rupiah hari ini akan banyak digerakkan oleh sentimen hasil pilpres yang diprediksi akan berlangsung satu putaran bila berkaca pada hasil hitung cepat lembaga-lembaga survei, dengan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming keluar sebagai peraih suara terbanyak.
Hasil hitung cepat itu akan memberi kepastian lebih cepat bagi pasar, sembari menanti hasil penghitungan suara sebenarnya (real count) yang masih berlangsung di tengah masih banyak muncul temuan dan dugaan pelanggaran serta kecurangan.
Pada saat yang sama, rupiah sepertinya juga akan terdongkrak sentimen pasar global yang mencetak rebound semalam setelah kejatuhan hari Selasa. Indeks saham di Wall Street bangkit terdongkrak optimisme kinerja korporasi yang cemerlang setelah dikecewakan oleh data inflasi Januari yang mengikis ekspektasi penurunan bunga The Fed. Yield atau imbal hasil Treasury di hampir semua tenor bergerak turun setelah sebelumnya melonjak hingga double digit. Indeks dolar AS semalam akhirnya ditutup melemah 0,23%.
Di pasar forward, kontrak Non Deliverable Forward (NDF) rupiah ditutup menguat di pasar New York dini hari tadi di kisaran Rp15.580-Rp15.583/US$. Pagi ini NDF 1 bulan bergerak melemah di kisaran Rp15.624/US$.
Hasil hitung cepat yang digelar oleh beberapa lembaga survei menempatkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 unggul dengan perolehan suara lebih dari 50%. Survei Litbang Kompas, salah satunya, mencatat paslon 02 meraih 58,73% dengan total sampel data masuk 88,45%. Sementara paslon 01 meraih 25,1% dan paslon 03 sebesar 16,71%.
"Hasil quick-count akan menjaga sentimen investor terhadap Indonesia. Prabowo memiliki sejarah [pelanggaran] hak asasi manusia yang memprihatinkan. Namun, kampanye dan komitmennya terhadap kesinambungan kebijakan seharusnya bisa mencegah arus modal asing keluar dan termasuk risiko politik," kata Brendan McKenna, Emerging Market Economist and Currency Strategist di Wells Fergo New York, seperti dilansir dari Bloomberg News, Rabu malam.
Keberlanjutan kebijakan dan konsolidasi fiskal akan menjadi hal yang sangat penting, kata McKenna. Bila Prabowo terlihat tidak melanjutkan kebijakan yang sudah dijalankan Presiden Joko Widodo, sentimen itu bisa goyah, jelasnya.
"Dalam jangka panjang, kecuali ada skenario alternatif yang lebih jelas, perkembangan global dan eksternal sepertinya masih akan menjadi penyetir utama pergerakan rupiah ketimbang isu politik dalam negeri," kata McKenna.
Namun, menurut analisis dari Mega Capital Sekuritas, potensi reli rupiah mungkin masih tertahan karena peluang aksi beli di pasar surat utang domestik masih terhalang indeks dolar yang kuat. Saat ini indeks dolar AS ada di kisaran 104, setelah sebelumnya menyentuh 105.
"Menurut kami, potensi apresiasi rupiah menuju rentang Rp15.400-Rp15.500/US$ pasca-pemilu tetap terbuka. Namun, kami tidak menutup kemungkinan pergerakan sideways rupiah hari ini dalam rentang Rp15.500-Rp15.600/US$ akibat situasi global yang masih belum kondusif," kata Lionel Prayadi, Fixed Income and Macro Strategist Mega Capital Sekuritas dalam catatan mingguan yang dilansir awal pekan ini.
Dari pasar global, aset-aset emerging market termasuk di Indonesia kemungkinan masih akan terbantu reli Wall Street tadi malam didorong oleh optimisme karena capaian kinerja cemerlang korporasi-korporasi, mengimbang kekhawatiran terhadap inflasi yang masih keras kepala.
Beberapa pejabat The Fed memberi pernyataan yang sedikit dovish pasca rilis data inflasi. Gubernur Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee menyatakan pada Rabu kemarin, inflasi yang sedikit lebih tinggi dalam beberapa bulan masih konsisten dengan target bank sentral di 2%.
Sementara pejabat pengawas perbankan The Fed Michael Barr menyatakan, para pengambil kebijakan masih perlu melihat lagi data yang lebih banyak yang menunjukkan inflasi berlanjut ke level target The Fed sebelum memutuskan memangkas bunga.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat hari ini dengan target penguatan terdekat menuju Rp15.575-Rp15.540/US$ yang berpeluang menembus MA-50. Level resistance potensial selanjutnya menarik dicermati pada Rp15.500/US$ yang menjadi level paling optimis, juga Rp15.470/US$ sebagai resistance psikologis.
Adapun dalam tren jangka menengah, rupiah memiliki support pada level Rp15.640/US$ dan Rp15.670/US$ serta Rp15.700/US$ sebagai support terkuat.

(rui)