ECB dan Jerman telah mengisyaratkan kekhawatiran mengenai langkah tersebut.
Ketika ditanya apakah Scholz atau Lagarde telah menyatakan keterbukaannya terhadap penyitaan aset-aset yang dibekukan, Yellen mengatakan bahwa ia tidak bersedia untuk mengungkapkan rincian pembicaraan tersebut.
“Ini adalah ragam topik yang telah saya diskusikan. Saya tidak akan menguraikan pembicaraan pribadi, namun kita semua menyadari bahwa dukungan yang berkelanjutan dan berkomitmen untuk Ukraina sangat penting," kata dia.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mendukung legislasi yang akan memberikan wewenang kepada Gedung Putih untuk menyita aset-aset berdaulat Rusia di AS. Namun sebagian besar dari lebih dari €250 milyar aset bank sentral Rusia dibekukan di Uni Eropa.
Atas desakan Washington, kelompok negara-negara eknomi besar (G7) bersama Uni Eropa, telah memulai pembicaraan mengenai apakah penyitaan dapat dibenarkan di bawah hukum internasional, dan bagaimana uang tersebut dapat digunakan untuk membantu membiayai rekonstruksi Ukraina.
Diskusi ini semakin intensif menjelang peringatan 24 Februari invasi Rusia. Ketika Partai Republik di Washington terus memblokir bantuan baru untuk Kyiv, pemerintahan Joe Biden ingin menawarkan Ukraina sinyal penting lain dari dukungannya.
Skeptisisme Belum Reda
Ketika beberapa pemerintah Eropa memuji rencana tersebut, tidak semua pemimpin Uni Eropa mendukungnya. Jerman dan Perancis telah mengajukan pertanyaan mengenai legalitas rencana tersebut.
ECB telah menyuarakan kekhawatiran bukan hanya perihal penyitaan langsung, tetapi juga mengenai rencana yang tidak terlalu drastis untuk menerapkan pajak yang dihasilkan oleh aset-aset Rusia yang disimpan di Uni Eropa.
Bank sentral telah memperingatkan dampak dari langkah-langkah tersebut terhadap peran euro dan stabilitas keuangan.
Yellen telah lama memiliki keraguan yang sama tentang penyitaan aset-aset yang dibekukan, namun ia telah berubah haluan untuk mendukung langkah tersebut.
Departemen Keuangan AS telah mengisyaratkan bahwa rencana tersebut sangat penting untuk didukung oleh G-7 dan Uni Eropa.
“Ada sejumlah risiko yang terlibat dan potensi dampak buruk, kami mempelajarinya dengan sangat hati-hati dan memikirkan bagaimana hal ini dapat dimitigasi,” kata Yellen.
Dalam isu terkait, Yellen kembali meminta para anggota parlemen untuk menyetujui pendanaan baru untuk Ukraina. Senat AS menyetujui bantuan sebesar US$95 miliar untuk Ukraina, Israel dan Taiwan setelah berbulan-bulan tertunda. Legislasi ini masih menghadapi hambatan besar di DPR.
“Saya mendesak DPR untuk menindaklanjuti tambahan dana ini. Saya sangat senang bahwa hal ini mendapat dukungan bipartisan di Senat. Saya benar-benar menganggap ini sebagai elemen penting dalam keamanan nasional kita," cerita dia.
Menteri Keuangan sedang melakukan kunjungan dua hari ke Pittsburgh dan Detroit di mana ia membicarakan kebijakan ekonomi pemerintahan Presiden AS Joe Biden.
(bbn)