Heineken sebelumnya telah menaikkan harga untuk menjaga pertumbuhan pendapatan. Konsekuensinya, volume penjualan menurun.
Heineken dua kali menaikkan harga jual dua digit sepanjang paruh pertama tahun lalu. Kenaikan satu digit lagi dilakukan di semester berikutnya. Tahun ini, kenaikannya diperkirakan pada level moderat, namun biaya input masih akan meningkat.
"Penetapan harga berdampak pada volume, itu sudah jelas. Hal yang baik adalah kita melihat inflasi mulai berkurang dan sebagai konsekuensinya kita juga mulai memoderasi harga yang diperlukan untuk mengimbangi inflasi biaya input,” kata van den Brink.
Heineken pada hari Rabu mengatakan bahwa pihaknya tetap berhati-hati terhadap prospek ekonomi global dan geopolitik. Fokus perusahaan saat ini adlah, pada pertumbuhan pendapatan yang seimbang antara volume dan harga.
Di sisi lain, perkiraan dari perusahaan berbeda dengan analis RBC Europe, James Edwardes Jones. Dalam risetnya ia mengatakan, harapan investor kepada Heineken saat ini adalah, pendorong margin yang kuat dari penurunan harga komoditas.
Analis memperkirakan Heineken akan mencatat pertumbuhan pertumbuhan pendapatan organik sebesar 5,3% secara tahunan menjadi US$5,3 miliar sepanjang tahun ini.
Heineken sendiri mencatat pertumbuhan pendapatan 5,5% sepanjang tahun lalu, di bawah perkiraan konsensus analis yang sebesar 5,8%. Volume penjualan bir turun 4,7%, melebih estimasi sebelumnya yang sebesar 4,4%.
(bbn)