Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak memanfaatkan jasa biro perjalanan dan tingkat pesanan perjalanan melalui biro perjalanan masih dalam kondisi normal.
“[Sebanyak] 60% didominasi road trip atau perjalanan darat dalam jarak dekat menengah, seperti dari Jakarta menuju kawasan Bogor, Bandung, hingga Yogyakarta. Sisanya mengunjungi beberapa destinasi wisata seperti Bali, Lombok, Labuan Bajo dan Malang,” ujarnya.
“Kalau road trip, biasanya wisatawan langsung ke hotel, jarang menggunakan biro jasa perjalanan,”
Dalam kaitan itu, Asita berharap pesanan perjalanan melalui biro perjalanan bisa meningkat 50% pada libur Idulfitri, libur sekolah, dan Natal dan Tahun Baru (Nataru) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Kendati demikian, Asita mengatakan, periode libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2024 membawa dampak signifikan bagi hotel dan restoran.
Okupansi Hotel
Dihubungi secara terpisah, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat tingkat keterisian kamar hotel atau okupansi pada periode tersebut meningkat 30% dibandingkan dengan hari biasa dengan rata-rata okupansi pada kisaran 70% hingga 80%.
“Sejumlah destinasi favorit di antaranya adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, DKI Jakarta, Sumatra Utara, Sumatra Barat hingga Labuan Bajo,” ujar Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran.
Maulana belum bisa menjabarkan destinasi yang paling banyak dikunjungi di antara destinasi tersebut, tetapi meyakini bahwa Bali selalu menjadi destinasi favorit karena sejalan dengan ketersediaan jumlah kamar yang meningkat.
(dov/wdh)