"Hal ini secara de facto meniadakan efek pembekuan aset bank sentral pada Maret 2022 lalu, karena Rusia dapat mendapat kembali apa yang hilang."
Setiap sumber pendapatan baru di luar negeri bisa menjadi target bagi musuh-musuh Rusia, terutama jika dana tersebut dikendalikan oleh negara. Saat ini banyak saham perusahaan eksportir terbesar Rusia yang berkontribusi pada windfall tahun lalu dipegang oleh pemerintah.
"Akumulasi aset internasional lebih dipaksakan ketimbang disengaja. Sanksi-sanksi mendorong Rusia untuk memangkas impor, sementara harga-harga komoditas mendorong ekspor. Alih-alih memotivasi perusahaan untuk memiliki aset asing, pemerintah Rusia justru melonggarkan peraturan untuk membantu meningkatkan impor yang dibutuhkan untuk menstabilkan inflasi domestik," ujar Ekonom Bloomberg Alexander Isakov.
Nasib dana Rusia di luar negeri kian menjadi sorotan karena para pendukung Ukraina seperti Kanada dan Jerman melontarkan gagasan menggunakan miliaran aset Rusia yang dibekukan untuk memberikan kompensasi kepada Ukraina tersebut dan membantu untuk membangun kembali negara tersebut.
Bagi pemerintah Rusia, aset-aset yang terakumulasi di luar negeri adalah sumber daya yang dapat dimanfaatkan dengan cara pungutan luar biasa terhadap para eksportir, menurut Alexander Knobel dari Akademi Perdagangan Luar Negeri Rusia.
"Cadangan bayangan semacam itu dapat secara resmi diubah menjadi keuntungan negara dengan berbagai cara," kata Knobel.
Ketika Uni Eropa melepaskan ketergantungan pada pasokan energi Rusia, kemungkinan dana-dana di luar negeri ini akan menjadi target sanksi, katanya.
Masalah Keuangan
Melalui pembatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada bank sentral tahun lalu telah memblokir dana sekitar US$ 300 miliar dari cadangan Rusia, membuat tak banyak pilihan investasi di luar yuan dan emas.
Aset-aset yang dimiliki oleh para pebisnis Rusia yang terkena sanksi juga telah dibekukan di beberapa yurisdiksi barat, membuat mereka berada dalam ketidakpastian.
Dengan harga komoditas yang turun dan pembatasan baru pada ekspor minyak yang baru saja diberlakukan, surplus neraca berjalan telah turun tajam. Bank of Russia memperkirakan surplus transaksi berjalan sebesar US$ 66 miliar tahun ini, mencapai US$ 48 miliar pada 2024 dan US$ 41 miliar dolar pada 2025.
Bahkan jika negara-negara lain dapat mengetahui kepemilikan dana Rusia di luar negeri dan menghubungkannya dengan negara, jumlahnya kemungkinan akan lebih kecil dari perkiraan.
Meskipun akuisisi bersih aset asing Rusia tahun lalu mencapai US$ 107 miliar, menurut bank sentral, Bloomberg Economics memperkirakan angka tersebut kemungkinan dilebih-lebihkan sekitar US$ 21 miliar.
Untuk sampai pada angka tersebut, Bloomberg Economics menyesuaikan jumlah total dengan pengeluaran pariwisata, pembelian armada tanker minyak bayangan, dan arus keluar yang terkait dengan orang-orang Rusia yang membuka rekening di bank-bank luar negeri.
Transfer bank semacam itu mendistorsi data karena muncul sebagai peningkatan aset asing, tetapi sebenarnya merupakan pengalihan impor.
“Akumulasi cadangan tersembunyi oleh Rusia sangat mungkin terjadi," kata Sergei Guriev, seorang ekonom yang pernah menjadi penasihat pemerintah Rusia tetapi kemudian melarikan diri ke Paris, di mana ia sekarang menjabat sebagai rektor Sciences Po.
"Pertanyaan utamanya adalah, sejauh mana cadangan ini akan cukup untuk membiayai defisit anggaran pada tahun 2023," kata Guriev.
(bbn)