Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar keuangan Indonesia hari libur karena pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Rupiah pun tidak diperdagangkan di pasar spot.

Namun, rupiah masih diperdagangkan di pasar luar negeri yaitu Non-Deliverable Forwards (NDF). NDF adalah pasar derivatif yang memperdagangkan mata uang tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Siang ini, Rabu (14/2/2024) pukul 12:18 WIB, kurs rupiah di pasar NDF untuk tenor 1 bulan ada di Rp 15.700/US$. Lebih lemah dibandingkan penutupan perdagangan pasar spot kemarin yaitu Rp 15.604/US$.

Kurs di pasar NDF kerap mempengaruhi dinamika di pasar spot.

Rupiah tidak bergerak searah dengan mata uang utama Asia lainnya. Pada pukul 12:25 WIB, yen Jepang, rupee India, won Korea Selatan, dolar Singapura, dan dolar Hong Kong menguat masing-masing 0,17%, 0,02%, 0,07%, 0,07%, dan 0,01% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Dari dalam negeri, momentum Pemilihan Umum (Pemilu) tentu akan menjadi perhatian utama pelaku pasar. Hari ini, rakyat Indonesia memilih pemimpin dan para wakil rakyat untuk 5 tahun ke depan.

"Pasar telah menaikkan premi risiko lebih tinggi untuk Indonesia. Kami menyadari potensi sumber ketidakpastian yang berasal dari perselisihan panas terkait hasil pemilu dalam persaingan ketat, putaran kedua pemilu dan pembentukan kabinet setelah presiden baru terpilih," kata Llyod Chan, analis mata uang senior di MUFG Bank, seperti dilansir Bloomberg News.

Faisal Basri, ekonom senior Universitas Indonesia, memperkirakan rupiah bisa melemah cukup dalam tahun ini. Salah satu risiko bagi mata uang Ibu Pertiwi adalah tensi politik domestik yang kemungkinan meninggi.

“Kalau muncul sentimen negatif di dalam negeri, maka rupiah bisa mengarah ke Rp 18.000/US$. Bahaya, karena itu ada risiko macam-macam. Saya tidak suka yang rusuh-rusuh,” tegasnya dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024, pekan lalu.

(aji)

No more pages