Logo Bloomberg Technoz

Pak mengatakan "terlalu cepat untuk mengatakan" apakah kerja sama AS-China yang baru kembali terwujud setelah pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Xi Jinping akhir tahun lalu akan membantu pemerintah AS mencapai kemajuan dalam mengatasi Korea Utara. 

Meski pemimpin Korea Utara Kim Jon Un mengeluarkan berbagai pernyataan tajam di awal tahun 2024, seperti menghapus konsep penyatuan kembali dengan cara damai dalam kebijakan nasional pemerintahnya dan mengatakan dia memiliki hak untuk menghancurkan Korea Selatan, Pak mengatakan tidak ada bukti baru bahwa Korea Utara mengambil posisi baru yang lebih agresif pada Korea Selatan. 

"Saya ingin menegaskan bahwa kami tidak melihat pertanda akan ada aksi langsung, aksi militer langsung dari Korea Utara," ujarnya. "Kami sudah bersiaga akan kemungkinan aksi strategis, taktis Korea Utara di dunia siber."

Meski Kim Jong Un terus mengabaikan upaya diplomatik AS untuk membicarakan berbagai isu, Pak mengatakan pihaknya mendukung laporan bahwa Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida akan mengadakan pertemuan puncak dengan Kim terkait isu penculikan warga Jepang oleh Korea UTara. 

"Kami mendukung dialog semacam itu," katanya. 

Ketika ditanya apakah Kim Jong Un menyiapkan puterinya sebagai penerus rejim keluarga yang diyakini oleh badan intelijen Korea Selatan, Pak mengatakan "terlalu dini untuk memastikannya."

"Yang jelas adalah dia menginginkan puterinya tampil di depan umum," ujarnya sembari mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara itu sulit ditebak. 

"Selalu ada kejutan, tetapi kami berniat meminimalisir kejutan itu," kata Pak. 

(bbn)

No more pages