Tekanan jual pun meluas ke pasar Asia Pasifik di mana bursa saham yang baru dibuka di antaranya indeks Nikkei, bursa saham Jepang, dibuka anjlok 0,73%. Indeks Hang Seng Hong Kong juga melemah nilainya hampir 1%. Di Korea Selatan, indeks KOSPI juga tertekan kehilangan 1,42% nilainya di pembukaan pasar.
Mata uang Asia di beberapa pasar yang sudah dibuka juga dibuka melemah. Won Korea Selatan tergerus 0,75%, disusul oleh peso Filipina yang kehilangan 0,61%. Sementara ringgit Malaysia kehilangan 0,46%.
Amerika Serikat melaporkan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari tercatat di angka 3,1%, menurun dibanding Desember 3,9%. Namun, angka itu jauh di atas prediksi pasar yang memperkirakan inflasi AS melandai di 2,9%.
Sementara inflasi inti AS pada Januari lalu bergeming di 3,9%, sama dengan bulan sebelumnya dan mengecewakan pasar yang berekspektasi angkanya turun di 3,7%.
Data-data itu memupus harapan akan terjadi pivot penurunan bunga Fed fund rate dalam waktu dekat. Pasar dipaksa menerima kenyataan bahwa potensi penurunan bunga The Fed mungkin masih jauh tahun ini, paling cepat Juni. Itu pun hanya bila data-data inflasi selanjutnya mendukung upaya bank sentral menjinakkan inflasi ke target 2%.
Pasar keuangan Indonesia hari ini libur karena Indonesia menggelar Pemilu dan Pilpres 2024. Besar kemungkinan bila pasar domestik buka hari ini, akan mengalami hal serupa di mana rupiah dan indeks saham akan terseret merah.
Dengan aksi jual besar di seluruh dunia hari ini, kemungkinan besar pasar domestik akan dibuka merah dalam perdagangan esok, Kamis (15/2/2024). Terutama bila hasil Pemilu dan Pilpres 2024 juga memperpanjang jeda ketidakpastian bagi pasar.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (13/2/2024), IHSG ditutup anjlok 1,2% dan menjadi bursa dengan pelemahan terdalam di Asia. Sementara rupiah juga terseret ke kisaran Rp15.604/US$.
(rui)