Logo Bloomberg Technoz

Christopher Condon - Bloomberg News

Bloomberg, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyebut pernyataan mantan Presiden Donald Trump yang menimbulkan keraguan atas komitmen negara itu pada mitranya di NATO bisa mengancam satu aliansi yang penting bagi stabilitas ekonomi global. 

"Aliansi kita sangat penting bagi pertahanan negara," ujar Yellen dalam wawancara dengan Bloomberg News. "Jadi, saya memandangnya tidak bertanggung jawab, pernyataan yang dikeluarkan oleh mantan presiden itu terkait aliansi kita."

Trump memang pengkritik negara-negara anggota NATO yang tidak memenuhi kesepakatan terkait jumlah minimum anggaran militer. 

Ketika berkampanye di South Carolina pada Sabtu (10/2/2024), Trump mengatakan bahwa ketika masih menjadi presiden, seorang pemimpin negara NATO menanyakan apakah AS akan membela sekutu NATO dari serangan Rusia jika tidak memenuhi kesepakatan belanja militer itu. Trum melanjutkan dengan menjawab dia akan memberi tahu Rusia "untuk bebas melakukan apa yang mereka mau" terhadap negara mana pun yang tidak mau memenuhi kewajiban. 

Yellen mengatakan dia bekerja keras untuk menjalinn hubungan kuat dengan sekutu-sekutu terdekatnya, membantu mendapatkan kesepakatan untuk membantu Ukraina dan serangkan sanksi untuk menghukum Rusia. 

Pernyataan Trump itu dikeluarkan ketika kesepakatan-kesepakatan yang disebut Yellen mulai tak berjalan, sebagian akibat partai Republik di Kongres menolak membari paket bantuan baru bagi Ukraina. 

Yellen mengatakan pernyataan Trump tersebut mengancam upaya bersama aliansi terkait Ukraina dan kemampuan lebih luas untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi melalui stabilitas global. 

"Hal itu kemungkinan membuat sekutu kita bertanya tentang kekukuhan komitmen kita terhadap aliansi yang telah terbukti penting bagi stabilitas sistem perekonomian dunia dan juga pertahanan bersama," ujar Yellen. 

Anggota-anggota NATO sepakat untuk membelanjakan 2% per tahun dari PDB masing-masing untuk sektor militer. Tahun lalu, hanya 11 dari 31 negara yang memenuhi ambang batas itu meski pembelanjaan militer di masing-masing negara naik dan diperkirakan dua pertiga dari mereka akan mencapai angka 2% yang disyaratkan tersebut. 

(bbn)

No more pages