Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mengumumkan bahwa stok CPO Negeri Harimau Malaya pada Januari ada di 1,55 juta ton, Turun 3,85% dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara Indonesia, produsen CPO terbesar dunia, mewajibkan adanya izin bagi ekspor seluruh produk minyak sawit mulai 15 Februari. Sebelumnya, izin ekspor hanya berlaku untuk CPO, olein, minyak jelantah, dan residu.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 55,92. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 48,25. Cenderung netral, jauh dari area jenuh beli (overbought) maupun jenuh jual (oversold).
Dalam waktu dekat, sepertinya harga CPO rentan mengalami koreksi. Target support terdekat adalah MYR 3.876/ton. Penembusan di titik ini bisa menyebabkan penurunan lebih lanjut ke arah MYR 3.853/ton.
Sedangkan target resisten terdekat adalah MYR 3.904/ton. Jika tertembus, maka harga CPO bisa naik menuju MYR 3.911/ton.
(aji)