Logo Bloomberg Technoz

"Segotong royong itu. Kalau ada pendanaan besar, pasti filmnya jauh lebih keren lah," jelas Dandhy.

Tangkapan layar talent film dokumentar Dirty Vote. (Dok. Tangkapan Layar Youtube Dirty Vote)

Selain itu, Dandhy juga mengungkapkan dibalik alasan memilih 3 narasumber dari ahli hukum tata negara seperti Zainal Arifi Mochtar, Bivitri Susanti dan Feri Amsari.

"Punya pengalaman menjadi ahli berurusan dengan MK, tidak miliki pakar lain, banyak kampus terkenal, intinya sering muncul di media dan ngerti soal isu konstitusional dan bisa berargumen, itu sudah menolong dan kekuatan film ini," bebernya.

60% proses kreatif kata Dandhy berada di beban tim riset agar menyempurnakan hasil film dokumenternya tersebut.

"60 persen backbone tim riset, mereka berkeja keras, isinya kliping, cek data, harus validasi, ada data yang ga bisa cari jadi drop, grafis divisualkan juga jadi suatu hal beda," pungkasnya.

(dec/spt)

No more pages