Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah gagal menguat dalam penutupan perdagangan di pasar spot, hari ini Selasa (13/2/2024), sehari sebelum gelar Pemilu dan Pilpres dilangsungkan dan di tengah kehati-hatian investor menanti data inflasi Amerika Serikat (AS) nanti malam.

Rupiah yang sempat dibuka menguat di kisaran Rp15.565/US$ pagi tadi. Akan tetapi, memasuki perdagangan sesi kedua siang, rupiah berbalik melemah tertekan sentimen jual di pasar saham yang telah merontokkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga kehilangan 1,2%, terdalam di Asia hari ini.

Rupiah melemah menyentuh Rp15.610/US$ pada pukul 13:35 WIB dan akhirnya parkir stagnan di Rp15.595/US$. Pergerakan rupiah berlangsung di tengah variasi gerak mata uang Asia hari ini. Baht Thailand menguat 0,46%, disusul oleh Won Korea yang naik nilainya 0,26%, serta peso Filipina, ringgit Malaysia dan dong Vietnam yang masing-masing menguat 0,12%, 0,04% dan 0,01%.

Rupiah tertahan lemah di Rp15.604/US$ atau melemah 0,06% bersama dolar Singapura dan dolar Taiwan yang kehilangan 0,07% dan 0,08%, juga rupee India serta dolar Hong Kong.

Tekanan yang dialami rupiah berlangsung ketika indeks dolar AS melanjutkan penguatan menjelang rilis data inflasi Amerika nanti malam. Sementara tekanan jual di pasar surat utang hari ini terlihat termoderasi dengan penurunan yield tenor di bawah 15 tahun untuk Surat Berharga Negara (SBN). Yield Treasury juga terpantau turun di sesi perdagangan Asia, untuk mayoritas tenor meski penurunannya tipis. 

Perhatian pelaku pasar akan terarah pada hasil Pemilu dan Pilpres yang digelar esok. Hasil hitung cepat biasanya sudah muncul pada sore atau malam hari. Alhasil, pemodal cenderung berhati-hati sampai ada kepastian yang lebih terang terkait hasil pemilu.

(rui)

No more pages