Pernyataan tersebut memicu kecaman dari Gedung Putih, yang menyebutnya "mengerikan dan tidak masuk akal," serta dari pejabat tinggi Barat lainnya.
Kegagalan banyak dari 31 anggota NATO untuk memenuhi target belanja pertahanan setidaknya 2% dari produk domestik bruto telah lama menjadi sumber ketegangan dengan Amerika Serikat, yang angkatan bersenjatanya merupakan inti dari kekuatan militer aliansi tersebut. Perkiraan NATO menunjukkan bahwa hanya 11 anggota yang membelanjakan anggarannya sesuai target.
Mantan Gubernur South Carolina Nikki Haley, yang merupakan satu-satunya penantang Trump yang tersisa untuk nominasi presiden dari Partai Republik tahun 2024, mengatakan, "hal terakhir yang ingin kita lakukan adalah berpihak pada Rusia."
Diwawancarai dalam acara Face the Nation di CBS, ia menambahkan, "jangan berpihak pada seseorang yang telah menginvasi sebuah negara dan setengah juta orang tewas atau terluka karena (Presiden Rusia Vladimir) Putin" dalam perangnya melawan Ukraina.
Senator Lindsey Graham dari Partai Republik, sekutu dekat Trump, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara singkat di lorong kantornya bahwa ia tidak setuju "dengan cara dia (Trump) mengatakannya," mengacu pada pernyataan NATO. Graham menambahkan, "Rusia tidak menginvasi siapa pun ketika dia menjadi presiden dan jika dia menjadi presiden lagi, mereka tidak akan melakukannya."
Politico melaporkan bahwa Senator Thom Tillis dari Partai Republik menyalahkan para ajudan Trump karena gagal menjelaskan kepada mantan presiden tersebut bahwa Amerika Serikat, sebagai anggota NATO, berkomitmen untuk membela anggota aliansi mana pun yang diserang.
Ia juga mengutip Senator Rand Paul dari Partai Republik yang mengatakan bahwa pernyataan Trump adalah "hal yang bodoh untuk diucapkan."
Pada hari di mana Senat mengadakan perdebatan akhir pekan yang jarang terjadi mengenai permintaan bantuan darurat dari Presiden Joe Biden untuk membantu Ukraina menangkis serangan Rusia yang sudah berlangsung selama hampir dua tahun dan Israel dalam perangnya melawan Hamas di Gaza, beberapa anggota Partai Republik membela Trump.
"Hampir setiap presiden Amerika pada suatu saat, dalam beberapa hal, telah mengeluhkan bahwa negara-negara lain di NATO tidak melakukan cukup banyak hal. Trump adalah orang pertama yang mengungkapkannya dalam istilah-istilah ini. Namun saya tidak khawatir karena dia sudah pernah menjadi presiden sebelumnya," ujar Senator Marco Rubio dalam sebuah wawancara dengan CNN.
Jason Miller, penasihat senior kampanye Trump, dalam sebuah pernyataan mengelak dari pernyataan yang mendorong Rusia untuk menghadapi beberapa sekutu NATO, dengan mengatakan, "para pengejar mutiara dari Partai Demokrat dan media tampaknya telah lupa bahwa kita telah mengalami empat tahun perdamaian dan kemakmuran di bawah Presiden Trump," sembari melontarkan serangan terhadap Biden.
Di Capitol Hill, Senator Peter Welch dari Partai Demokrat mengatakan kepada Reuters, Trump "menormalkan perilaku berperang. Namun, sebenarnya dia bersungguh-sungguh."
(ros)