Terkontraksinya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turunnya sejumlah saham Big Caps. Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg.
- Chandra Asri Petrochemical (TPIA) menyumbang 26,88 poin
- Barito Renewables Energy (BREN) menyumbang 11,69 poin
- Amman Mineral Internasional (AMMN) menyumbang 3,88 poin
- Bank Central Asia (BBCA) menyumbang 3,51 poin
- Astra International (ASII) menyumbang 3,39 poin
- Sinar Mas Multiartha (SMMA) menyumbang 3,27 poin
- Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menyumbang 3,04 poin
- Barito Pacific (BRPT) menyumbang 2,93 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang 2,92 poin
- Bayan Resources (BYAN) menyumbang 2,81 poin
Adapun saham-saham perbankan juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) drop 3,04% dan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) juga terjebak di zona merah dengan turun 1,59%.
Ambrolnya IHSG siang hari ini terseret sentimen Pemilu 2024 RI yang akan digelar esok hari, Rabu 14 Februari.
Trader terlihat menahan diri menunggu hasil Pemilu yang akan digelar esok hari dan menghasilkan hitung cepat perkiraan pemenang Pemilu dan Pilpres 2024.
Pada Pemilu esok hari, 14 Februari, masyarakat akan melakukan pemungutan suara untuk Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif– tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten dan kota. KPU mencatat jumlah pemilik hak suara yang masuk pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 204.807.222 orang.
Para pelaku pasar modal sudah berada di mode harap-harap cemas menanti hajat penting yang menjadi salah satu Pemilu terbesar di dunia itu, terutama di tengah sorotan lebih tajam soal tudingan kecurangan sistematis dan ancaman pemburukan kualitas demokrasi di negeri ini.
Pasar lazim membutuhkan kepastian datang lebih cepat. Dalam perspektif itu, Pilpres satu putaran akan lebih diharapkan oleh pelaku pasar karena akan memberikan kepastian lebih cepat yang menentukan kebijakan investasi mereka selanjutnya.
Akan tetapi, melihat dinamika terakhir yang terjadi dalam kancah perpolitikan dalam negeri, dengan puluhan kampus dan berbagai elemen masyarakat sipil telah bangkit bersuara menyoroti potensi kecurangan yang sangat besar ditambah kekhawatiran kemerosotan demokrasi Indonesia di masa mendatang, satu putaran Pilpres dinilai justru melahirkan potensi ketidakpastian yang lebih tak terprediksi.
"Hal yang saya takutkan apabila Pemilu dan Pilpres 14 Februari berjalan penuh kecurangan, itu akan melahirkan legitimasi yang rendah. Jangan memaksakan satu putaran," kata Lili Romli, Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Senin (12/2/2024).
Para pengelola dana global juga sudah bersiap bila Pilpres berlangsung dua putaran, di mana itu berarti pergerakan IHSG diramal akan stagnan di kisaran saat ini sampai Juni nanti.
"Jika terjadi dua putaran, pasar akan terikat di kisaran (saat ini) sampai Juni nanti sembari para investor menilai langkah-langkah politik yang akan diambil," kata Mohit Mirpuri, seorang pengelola dana global di SGMC Capital yang berbasis di Singapura, seperti yang diwartakan Bloomberg News, Selasa (13/2/2024).
(fad)