Logo Bloomberg Technoz

Atas dasar tersebut, manajemen tidak berpikir soal merger dan justru fokus mengembangkan bisnis dengan mengoptimalkan sinergi ekosistem. “Fokus kami ke depan adalah bertumbuh secara sehat dan meraih profitabilitas dengan mendorong pengembangan bisnis dan inovasi produk ODS dan fintech,” tambah Sinta.

Pada pernyataan pers sebelumnya, CEO GOTO Patrick Walujo menyampaikan bahwa perseroan mampu meraih EBITDA adjusted positif pada kuartal IV-2023 dan mampu melampaui panduan kinerja EBITDA yang disesuaikan untuk tahun 2023. “Kami juga memiliki agenda melakukan pembelian kembali (buyback) saham apabila mendapat persetujuan dari para pemegang saham dan regulator,” kata Patrick waktu itu.

Analis Panin Sekuritas, Rizal Rafly, menilai wajar sikap manajemen GOTO yang tidak terlalu antusias dengan proposal merger. Salah satu pemicunya, setelah Tiktok masuk ke Tokopedia, fundamental GOTO bukan hanya membaik, juga meningkatkan daya saing perusahaan di segmen bisnis lainnya.

“Setelah mendapatkan back up yang kuat di bisnis e-commerce, GOTO kini dapat memfokuskan semua energinya di bisnis ODS (Gojek) dan fintech (GoTo Finansial). Termasuk kembali ekspansi untuk menggenjot pertumbuhan dan memaksimalkan take rate” kata Rizal Rafly.

Pada titik ini, kata Rizal Rafly, tidak ada alasan mendesak bagi GOTO untuk menggabungkan bisnis ODS nya itu. “Justru GOTO memiliki kesempatan terbaik untuk memonetisasi semua potensi bisnis dalam ekosistem setelah masuknya Tiktok. Potensi merger pada segmen ODS GOTO akan semakin menguatkan posisi GOTO dalam menjadi penguasa pangsa pasar ODS di kawasan Asean, serta akan berdampak positif juga pada GTF” katanya.

Menurut Rizal Rafly, kalaupun terjadi proses merger, GOTO memiliki posisi tawar yang lebih tinggi. Apalagi potensi ekonomi digital Indonesia yang sangat besar di kawasan dan posisi Gojek sebagai jagoan lokal.

“Jika opsinya adalah berbagi pasar, maka paling mungkin adalah Gojek mengakuisisi aset Grab di Indonesia,” katanya.

Yang paling menarik adalah skema transaksinya. Rizal Rafly meyakini, GOTO akan tetap mempertahankan pengendalian terhadap Gojek. “Di meja perundingan (jika memang bakal terjadi), GOTO punya banyak alasan untuk memiliki posisi tawar yang jauh lebih kuat. mengingat Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di kawasan dan Gojek superior di bisnis ODS,” kata Rizal Rafly.

(mfd/dba)

No more pages