Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok. IHSG kehilangan 73,88 poin, drop 1,01% ke level 7.223.
Tanda-tanda pelemahan IHSG sudah terlihat sejak pagi ini, ketika IHSG dibuka melemah lebih dari 0,4% ke level 7.264. Penurunan semakin dalam jelang jeda Sesi I perdagangan siang hari ini.
Usai 2 jam lebih perdagangan saham sejak pembukaan, IHSG jatuh ke level 7.223. Penurunan semakin dalam, bahkan sempat menyentuh level 7.214 pada pukul 11.40 WIB.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), volume transaksi terjadi sebanyak 9 miliar. Nilai transaksi mencapai Rp4,8 triliun. Adapun frekuensi yang terjadi sebesar 786 ribu kali.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari dalam negeri. Trader terlihat menahan diri menunggu hasil Pemilu yang akan digelar esok hari dan menghasilkan hitung cepat perkiraan pemenang Pemilu dan Pilpres 2024.
Pada Pemilu esok hari, Rabu 14 Februari, masyarakat akan melakukan pemungutan suara untuk Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif– tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten dan kota. KPU mencatat jumlah pemilik hak suara yang masuk pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 204.807.222 orang.
Para pelaku pasar modal sudah berada di mode harap-harap cemas menanti hajat penting yang menjadi salah satu Pemilu terbesar di dunia itu, terutama di tengah sorotan lebih tajam soal tudingan kecurangan sistematis dan ancaman pemburukan kualitas demokrasi di negeri ini.
Pasar lazim membutuhkan kepastian datang lebih cepat. Dalam perspektif itu, Pilpres satu putaran akan lebih diharapkan oleh pelaku pasar karena akan memberikan kepastian lebih cepat yang menentukan kebijakan investasi mereka selanjutnya.
Akan tetapi, melihat dinamika terakhir yang terjadi dalam kancah perpolitikan dalam negeri, dengan puluhan kampus dan berbagai elemen masyarakat sipil telah bangkit bersuara menyoroti potensi kecurangan yang sangat besar ditambah kekhawatiran kemerosotan demokrasi Indonesia di masa mendatang, satu putaran pilpres dinilai justru melahirkan potensi ketidakpastian yang lebih tak terprediksi.
"Yang saya takutkan apabila Pemilu dan Pilpres 14 Februari berjalan penuh kecurangan, itu akan melahirkan legitimasi yang rendah. Jangan memaksakan satu putaran," kata Lili Romli, Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Senin (12/2/2024).
Para pengelola dana global juga sudah bersiap bila pilpres berlangsung dua putaran, di mana itu berarti pergerakan IHSG diramal akan stagnan di kisaran saat ini sampai Juni nanti.
"Jika terjadi dua putaran, pasar akan terikat di kisaran (saat ini) sampai Juni nanti sembari para investor menilai langkah-langkah politik yang akan diambil," kata Mohit Mirpuri, seorang pengelola dana global di SGMC Capital yang berbasis di Singapura, seperti yang diwartakan Bloomberg News, Selasa (13/2/2024).
(fad)