Ini menjadi sinyal terbatasnya gerak rupiah hari ini. Di pasar forward, kontrak NDF rupiah pagi ini bergerak sedikit turun di kisaran Rp15.590/US$ setelah ditutup menguat tadi malam di New York pada posisi Rp15.584/US$.
Pemodal terlihat menahan diri menunggu hasil Pemilu yang akan digelar esok hari dan menghasilkan hitung cepat perkiraan pemenang Pemilu dan Pilpres 2024. Dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) yang digelar Senin kemarin, permintaan yang masuk turun cukup signifikan yaitu hanya Rp52,6 triliun dari tadinya mencapai Rp73,2 triliun pada lelang SUN sebelumnya.
"Penurunan nilai permintaan masuk itu karena kehati-hatian investor jelang data inflasi AS dan pemilu. Investor berusaha meminimalkan eksposur di pasar surat utang terkait potensi terjadinya dua putaran Pilpres yang mungkin akan memicu overshooting pada rupiah ke kisaran Rp16.000/US$," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist and Fixed Income Mega Capital Sekuritas dalam catatan, Selasa (12/2/2024).
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah dengan target koreksi terdekat menuju area level Rp15.625/US$ juga ke support terdekat selanjutnya sampai dengan Rp15.650/US$.
Apabila kembali break support tersebut, rupiah berpotensi gagal mendekati indikator MA-100 dan MA-50 yang jadi resistance terkuat dalam time frame daily pada Rp15.700/US$.
Jika nilai rupiah mampu menguat hari ini, resistance menarik dicermati pada level Rp15.550/US$ dan resistance selanjutnya Rp15.510/US$. Adapun dalam tren jangka menengah rupiah masih memiliki potensi penguatan optimis ke level Rp15.490/US$.
(rui)