“Tadi sih dibilang akhir minggu ini [pasokan sudah kembali normal], tetapi kita minta, karena Rabu libur, ya hari Kamis sudah keliatan, jangan tunggu Jumat—Sabtu karena memang ini urgen kan. Jangan sampai terjadi panic buying.”
Menurut Roy, beras SPHP pada beberapa waktu terakhir tidak disalurkan dengan lancar ke ritel modern. Penyebabnya, beras yang berasal dari impor tersebut harus digunakan untuk bantuan pangan 10 kg untuk 22 juta masyarakat yang dilanjutkan hingga Juni 2024.
“SPHP lancar, tetapi kemarin ada prioritas bansos jadi impor belum masuk, tetapi pemerintah harus berikan [bantuan pangan terhadap] 22 juta masyarakat beras 10 kg. Kemarin sudah dapat SPHP tetapi ada proses di mana beras impor belum datang diutamakan juga yang lain, [jadi stok beras SPHP] agak kurang dikit,” ujar Roy.
Kondisi pasokan di ritel makin diperburuk dengan adanya beras perusahaan swasta yang dijual dengan harga mahal. Sementara itu, ritel tidak bisa menjual rugi karena terdapat kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Aprindo pun mengajukan beberapa solusi kepada pemerintah, di antaranya relaksasi HET sementara waktu atau kepastian dan jaminan bahwa beras SPHP bakal digelontorkan kepada gerai ritel modern.
Penugasan Pemerintah
Secara terpisah, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah bakal menggelontorkan 700.000 ton beras kepada pasar modern dan pasar tradisional.
Perinciannya, 200.000 ton beras komersial bakal digelontorkan hingga Maret 2024, sementara 500.000 ton beras SPHP bakal disalurkan hingga Maret 2024 dengan masing-masing sebanyak 250 ribu ton per bulan.
Dalam kaitan itu, Jokowi memerintahkan untuk mengonversi stok 200.000 ton beras ke dalam kemasan 5 kg untuk beras komersial yang bakal dikerjakan oleh Food Station. Sementara itu, beras SPHP bakal dikerjakan oleh Bulog.
“Pak Presiden perintahkan hari ini semua tolong di-convert ke 5 kg kirim ke modern market, pasar tradisional. Kemudian yang komersial sudah disiapkan 200.000 ton, khusus untuk Jakarta, permintaan dari Pak Pj Gubernur DKI Jakarta [Heru Budi Hartono] dan Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya [Pamrihadi Wiraryo] diberikan 50.000 ton,” ujarnya.
“Nanti silahkan Food Station menyiapkan beras komersial untuk dikirimkan seluruh modern market yang ada di Jabodetabek. Jadi ini tidak boleh menunda lama-lama,” pungkasnya.
(dov/wdh)