Logo Bloomberg Technoz

“Indosat terus memberikan nilai bagi para pemangku kepentingannya dengan secara konsisten menghasilkan laba bersih organik selama tiga tahun berturut-turut,” tulis manajemen Indosat, dikutip Senin (12/2/2024).

Manajemen Indosat menjelaskan penurunan laba bersih disebabkan oleh penurunan pendapatan operasional lain-lain, peningkatan biaya penyusutan dan amortisasi, dan peningkatan biaya pemasaran yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan, penurunan beban penyelenggaraan jasa, beban karyawan dan beban umum dan administrasi.

Total utang perusahaan per 31 Desember 2023 sebesar Rp 14,8 triliun. Secara rinci pinjaman utang Rp 7,42 triliun pada 2023 atau menyusut 45,9% dari periode 2022 yakni Rp13,72 triliun. Kemudian obligasi Rp 7,38 triliun atau turun 2,8% dari tahun lalu sebesar Rp7,59 triliun. 

Sementara itu, total utang jatuh tempo dalam kurun waktu 12 bulan mencapai Rp2,48 triliun. Posisi kas perusahaan per 31 Desember 2023 sebesar Rp5,18 triliun dengan utang bersih Rp9,61 triliun.

ISAT juga menjelaskan pelanggan mengalami penurunan sebesar 3,4 juta pelanggan menjadi 98,8 juta pada 2023 dibandingkan dengan 2022. Hal ini disebabkan oleh fokus perusahaan pada akuisisi pelanggan yang berkelanjutan dengan meningkatkan harga kartu SIM baru pada awal 2023.  

Sebagai hasilnya, ARPU untuk pelanggan seluler meningkat pada 2023 menjadi Rp35.600, naik 5,3% atau Rp1.700 lebih tinggi dibandingkan dengan 2022. ISAT juga mencatatkan pertumbuhan trafik data sebesar 14,8% secara tahunan atau year on year pada 2023. 

Selain itu, cakupan jaringan ISAT juga meningkat seiring peningkatan jumlah BTS 4G yang mencapai 179.000, sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi dan memberikan pengalaman pelanggan terbaik bagi penggunanya.

(mfd/lav)

No more pages