Selain itu, investor juga menanti rilis data inflasi AS yang keluar malam ini waktu Indonesia. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi AS pada Februari 2023 berada di 6% yoy. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang 6,4% yoy.
"Jika data inflasi sesuai atau tidak lebih buruk dari konsensus, maka pasar bisa tenang. Namun jika inflasi masih kuat, maka semua kemungkinan bisa terjadi. Ini akan membuat bank sentral The Federal Reserve/The Fed dalam situasi yang sangat sulit karena Anda harus menaikkan suku bunga tetapi di sisi lain ada risiko stabilitas sistem keuangan," jelas Andrew Ticehurst, Ekonom Senior dan Rates Strategist di Nomura Australia Ltd, kepada Bloomberg Television sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
(aji)