Kondisi itu, kata Nixon, tumbuh karena Bank BTN menghadirkan sales center di Bumi Serpong Damai, Kelapa Gading, dan Surabaya. Tahun ini pihaknya juga akan menambah sales center di kota lainnya.
“Kami khusus buka layanan di atas 750 juta dengan perlakuan khusus oleh petugas khusus dan bisnis prosesnya dibuat lebih cepat,” ujarnya.
Menurut Nixon, dengan transformasi yang dilakukan, perseroan pada 2023 berhasil menurunkan NPL gross menjadi sebesar 3% atau turun signifikan dibanding 2022 yang sebesar 3,4%. Bahkan penurunan sangat terasa jika dilihat dalam lima tahun terakhir, pada 2019 NPL gross BTN masih bertengger di level 4.8%.
Disisi lain, pada 2023 BTN berhasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp349,93 triliun, meningkat 8,7% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp321,93 triliun. Dari jumlah tersebut kontribusi dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) mencapai Rp188 triliun atau naik 20,4% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp156 triliun. Dengan kenaikan tersebut, komposisi dana murah BTN mencapai 53,7% terhadap total DPK.
Kenaikan signifikan dana murah berupa giro dan tabungan di BTN terlihat selama lima tahun terakhir. Pada 2019, porsi dana murah BTN masih di level 43,4% dan perlahan menanjak menuju 48,5% pada 2022.
“Transformasi menjadi bank tabungan yang kami gagas sejak tahun 2019 telah membuahkan hasil pada tahun 2023 ini. Porsi dana murah yang mencapai hampir 54% merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah BTN,” katanya.
Secara keseluruhan, dengan total penyaluran kredit serta perolehan DPK yang tumbuh signifikan, BTN mampu membukukan total aset sebesar Rp439 triliun sepanjang 2023 atau meningkat 9,1% dibandingkan 2022 sebesar Rp402 triliun.
(mfd/dhf)