Investor asing kebanyakan melepas kepemilikan mereka di SBN dan Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing Rp2,79 triliun dan Rp490 miliar. Sementara di pasar saham, investor asing masih membukukan posisi beli bersih Rp270 miliar pada periode yang sama.
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai 7 Februari 2024, nonresiden beli neto Rp250 miliar di pasar SBN, beli neto Rp11,64 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp31,52 triliun di SRBI.
Rupiah bergerak menguat mengikuti sentimen positif di Asia yang berhasil memberi energi bagi mayoritas mata uang Asia sampai siang ini untuk mengalahkan dolar AS. Sampai siang ini, hanya peso Filipina, dolar Taiwan dan dolar Hong Kong dan yuan offshore yang masih kalah oleh the greenback.
Selebihnya, mata uang Asia berhasil menguat memanfaatkan tren pelemahan dolar AS. Indeks dolar AS bergerak di kisaran sempit, melemah tipis ke 104,02 siang ini.
Pelaku pasar masih menunggu kepastian data inflasi AS yang akan diumumkan Selasa malam nanti.
Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan, inflasi AS pada Januari diperkirakan menyentuh 2,9% year-on-year, menurun tajam dari Desember di angka 3,4%. Sementara inflasi inti pada Januari diprediksi di angka 3,7% dari tadinya di 3,9%. Inflasi AS yang semakin mendekati target 2% akan memberi ruang lebih leluasa bagi The Fed untuk memulai penurunan bunga. Itu akan menjadi momen pivotal yang akan menggerakkan antusiasme pasar.
(rui)