Berdasarkan pantauan di Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras medium secara nasional memang mengalami penurunan sebesar Rp30 menjadi Rp13.680/Kg. Namun, harga beras di tingkat provinsi masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Selain Papua Tengah, harga beras medium di Kalimantan Utara juga menembus Rp15.950/Kg dan di Banten mencapai Rp15.500/Kg. Adapun untuk DKI Jakarta, harga beras medium berada pada level Rp13.000/Kg yang juga masih di atas HET.
Di lain sisi, beras premium secara nasional naik Rp250 menjadi Rp15.880/Kg. Papua Tengah kembali menjadi provinsi dengan harga paling tinggi yakni tembus Rp19.000/Kg. Papua Barat dengan harga Rp18.000/Kg.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata harga gabah di tingkat petani mengalami peningkatan pada Januari 2024, harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani pada Januari 2024 mencapai Rp6.925/Kg atau naik 2,97% mtm.
“Gabah Kering Giling (GKG) juga naik sebesar 4,85% mtm dan naik 24,52% secara yoy,” terang Amalia Adininggar Widyasanti, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, pada Kamis (1/2/2024) pekan lalu.
Seiring dengan kenaikan harga tersebut, rata-rata harga beras di penggilingan, grosir, dan eceran juga mengalami kenaikan.
“Kenaikan harga beras terjadi di semua rantai distribusi,” tutur Amalia.
Kenaikan harga beras juga terjadi di tingkat eceran. BPS mencatat, harga beras di tingkat eceran ada di harga Rp14.380/Kg atau naik 0,63% dari Desember 2023 yang tercatat Rp14.290/Kg. Lebih jauh, secara tahunan harga beras di tingkat eceran tercatat melesat naik sebesar 16,24%.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengungkapkan alasan meningkatnya harga beras.
Padahal, sejumlah wilayah di Indonesia saat ini telah memasuki masa panen. Namun, konsumen tetap mendapatkan dengan harga yang mahal.
Ia menjelaskan, beberapa daerah sentra produksi padi di Indonesia sudah mulai memasuki masa panen. Namun padi yang dipanen tidak melimpah.
Hal tersebut ia ungkap berdasarkan berdasarkan pantauannya di daerah Banten, Pantura Jabar, ke Madiun, Ngawi, Sragen, Boyolali.
“Di lapangan sudah mulai panen tetapi tidak melimpah,” kata Sutarto saat dihubungi Bloomberg Technoz, Jumat (9/2/2024).
Sutarto menjelaskan, sebagian penggilingan padi juga beroperasi, namun belum optimal. Menurutnya, petani juga sudah melepas gabahnya, namun dengan harga yang cukup tinggi.
(fad/aji)