Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan pada Minggu bahwa para negosiator yang bekerja pada kesepakatan kerangka kerja bertahap untuk membebaskan para sandera yang tersisa telah membuat "kemajuan nyata" selama beberapa minggu terakhir.
Kesepakatan pembebasan sandera merupakan fokus utama dari pembicaraan telepon selama 45 menit antara Biden dan Netanyahu pada Minggu, meskipun masih ada beberapa kesenjangan yang "signifikan" yang harus diselesaikan, kata pejabat tersebut, seraya menambahkan, "sudah cukup banyak."
Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa kemajuan Gaza tidak boleh dilanjutkan tanpa adanya rencana yang "kredibel" untuk memastikan "keselamatan" orang-orang yang berlindung di sana, kata Gedung Putih.
Sekitar 1,4 juta warga Palestina memadati Rafah, dan banyak yang tinggal di tenda-tenda sementara makanan, air, dan obat-obatan semakin langka.
Netanyahu telah mengatakan kepada penyiar AS ABC News bahwa operasi Rafah akan terus berlanjut hingga Hamas tersingkir, dan menambahkan bahwa Israel akan memberikan "jalur yang aman" bagi warga sipil yang ingin pergi.
Ketika didesak tentang ke mana mereka bisa pergi, Netanyahu mengatakan: "Anda tahu, daerah-daerah yang telah kami bersihkan di utara Rafah, banyak daerah di sana. Tapi kami sedang menyusun rencana yang lebih rinci."
'Penggerebekan yang ditargetkan'
Para mediator mengadakan pembicaraan baru di Kairo untuk menghentikan pertempuran dan membebaskan sebagian dari 132 sandera yang menurut Israel masih berada di Gaza, termasuk 29 orang yang diperkirakan tewas.
Hamas menyandera sekitar 240 sandera pada 7 Oktober, menurut pihak berwenang Israel. Puluhan orang dibebaskan selama gencatan senjata selama satu minggu di November.
Sayap militer Hamas pada Minggu mengatakan dua sandera telah terbunuh dan delapan lainnya terluka parah dalam pengeboman Israel dalam beberapa hari terakhir.
Netanyahu telah menghadapi seruan untuk mengadakan pemilihan umum dini dan protes yang meningkat atas kegagalan pemerintahannya untuk membawa pulang para sandera.
Di sebelah utara Rafah pada Minggu, militer Israel mengatakan bahwa pasukannya melakukan "serangan yang ditargetkan" di sebelah barat Khan Younis, kota utama Gaza selatan, sementara Hamas melaporkan adanya bentrokan kekerasan dan mengatakan bahwa serangan udara juga menghantam Rafah.
Serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan mengakibatkan kematian sekitar 1.139 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka-angka resmi Israel.
Israel telah menanggapi dengan serangan tanpa henti di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, yang menurut kementerian kesehatan wilayah itu telah menewaskan sedikitnya 28.176 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Serangan Israel telah menyebabkan sebagian besar wilayah itu hancur dan lebih dari 80 persen penduduknya mengungsi.
(ros)