Sementara dari luar negeri, Amerika dijadwalkan akan melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK/CPI) Januari pada Selasa, dilanjutkan data penjualan ritel pada Kamis dan inflasi harga produsen pada Jumat. Pekan ini juga ada jadwal delapan pejabat The Fed yang akan berbicara di berbagai acara, di mana kesemuanya akan memberi sentimen pada prospek penurunan bunga Fed fund rate.
Pasar yang pekan lalu dipaksa menurunkan ekspektasi kapan persisnya pivot The Fed dimulai yakni dari Maret bergeser ke Juni, kini terlihat semakin yakin penurunan bunga acuan akan dimulai Mei nanti dengan probabilitas mencapai 69,8%.
Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan, inflasi AS pada Januari diperkirakan menyentuh 2,9% year-on-year, menurun tajam dari Desember di angka 3,4%. Sementara inflasi inti pada Januari diprediksi di angka 3,7% dari tadinya di 3,9%. Inflasi AS yang semakin mendekati target 2% akan memberi ruang lebih leluasa bagi The Fed untuk memulai penurunan bunga. Itu akan menjadi momen pivotal yang akan menggerakkan antusiasme pasar.
Rupiah akan terdampak positif dari sentimen global tersebut walaupun masih akan dominan disetir oleh kepastian hasil Pemilu dan Pilpres 14 Februari nanti.
(rui)