Bloomberg News
Bloomberg, Pada saat dunia mulai beranjak mengurangi konsumsi energi fosil, China justru mengakselerasi rencana penambahan pembangkit listrik batu bara baru pada paruh kedua tahun lalu.
Menurt laporan dari lembaga think tank iklim E3G yang berbasis di London, Beijing tercatat meningkatkan jalur pipanya sebesar 45% menjadi 250 gigawat pad semester II-2022.
Sebaliknya, rencana penambahan pembangkit listrik berbasis batu bara di seluruh dunia menyusut hingga 10 gigawatt, membuat China menyumbang 72% dari proyek pembangit batu bara di dunia pada masa yang akan datang.
Dorongan China untuk memperbanyak kapasitas batu bara adalah bentuk respons terhadap serangkaian masalah kekurangan listrik baru-baru ini, yang telah menjadi kata kunci keamanan energi bagi pejabat tinggi negara tersebut.

Pada saat yang sama, China juga mengebut instalasi pembangkit berbasis energi baru terbarukan, yang berisiko membuat biaya banyak pembangkit batu bara baru makin mahal. Risiko itulah yang memperlambat permintaan batu bara di tempat lain di dunia.
Di luar China, hanya tujuh pembangkit batu bara baru yang diumumkan tahun lalu — enam proyek yang diaktifkan kembali di India dan satu fasilitas baru di Indonesia, menurut E3G.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, tidak ada pembangkitan batu bara baru yang diusulkan baik di Amerika Utara maupun Uni Eropa.
“Ledakan batu bara China berisiko menciptakan lanskap energi dunia yang berbeda, mengunci kapasitas batu bara operasional baru yang signifikan dan konstruksi dimulai untuk lima tahun ke depan, sama seperti seluruh dunia yang semakin menyadari bahaya ekonomi dari batu bara baru,” kata E3G.
(bbn)