Berdasarkan data yang dipublikasikan Badan Pangan Nasional (Bapanas), sepanjang tahun lalu hingga 29 Desember 2023, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah digelontorkan sebanyak 2.761.856 ton. Dari total tersebut, penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 1.182.717 ton dan bantuan pangan beras tahap kedua September-Desember 848.696 ton. Sementara untuk bansos tahap pertama tahun lalu sebanyak 640.590 ton, golongan anggaran 87.551 ton, dan tanggap darurat 2.302 ton.
Adapun untuk 2024 yang direncanakan digelontor hingga Juni nanti kepada 22 juta rumah tangga sebanyak 10 kilogram per keluarga, telah tersalur 145.163 ton sampai akhir Januari lalu.
Untuk tahun ini, pemerintah menganggarkan sedikitnya Rp496 triliun, naik Rp20 triliun dibanding tahun lalu untuk membiayai aneka program perlindungan sosial termasuk penyaluran bansos beras pada puluhan juta rumah tangga sampai Juni nanti.
Pemerintah menampik ada masalah pasokan beras saat ini. Stok beras nasional (iron stock) saat ini sebesar 1,2 juta ton, menurut keterangan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, hari ini di Jakarta (12/2/2024).
Di Pasar Beras Induk Cipinang, menurut pernyataan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, saat ini stok juga masih tinggi sebanyak 34.000 ton. "Ini yang harus sampai ke pasar tradisional dan modern. Perintahnya adalah banjiri pasar," kata Arief kepada para juru warta.
Stok sebesar itu juga belum termasuk 1,5 juta ton beras impor yang hendak masuk ke pasar. Dengan kata lain, keleluasaan pemerintah menstabilkan harga beras sebenarnya masih memadai.
Pemerintah menahan sementara penyaluran bansos selama periode 8-14 Februari dengan alasan untuk menghormati masa tenang Pemilu 2024.
Bapanas meyakini lonjakan harga beras saat ini bisa segera jinak pada Maret nanti. "Kita berharap agar Maret ini produksi beras sesuai dengan KSK BPS di atas 3-4 juta ton. Artinya, bulan Maret kita harap harga beras bisa turun sedikit," kata Arief.
Perhitungan Bapanas sampai 25 Januari, produksi beras saat ini mencatat defisit hingga 2,8 juta ton pada Januari-Februari. Produksi beras nasional pada diperkirakan hanya 0,91 juta ton pada Januari ketika konsumsi beras mencapai 2,54 juta ton periode yang sama.
Defisit berlanjut pada Februari ini di mana produksi diprediksi hanya 1,39 juta ton dengan taksasi konsumsi sebesar 2,54 juta ton. Walhasil, terjadi defisit produksi beras bulan ini sebesar 1,15 juta ton.
Harga Gabah Rekor
Kelangkaan beras di gerai-gerai ritel modern lebih karena lonjakan harga gabah kering di tingkat petani yang sudah tidak bisa diserap oleh peritel modern, menurut Dwi Andreas Santosa, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia.
"Harga gabah kering naik terus, mencapai puncak pada September lalu di Rp7.240/kg dan saat ini di beberapa daerah seperti Jawa Timur harga gabah sudah di kisaran Rp7.500-Rp7.800/kg, sementara di Jawa Barat sudah di atas Rp8.000/kg. Peritel modern tidak sanggup serap karena harga jual eceran dibatasi tertinggi di Rp13.900/kg," jelas Andreas yang menilai HET sudah seharusnya dinaikkan oleh pemerintah agar tidak semakin memicu panic buying di masyarakat.
Menurut Dwi, pemerintah turut andil dalam menciptakan mispersepsi di masyarakat saat ini terkait pasokan beras. "Stok beras aman-aman saja di mana rasionya mencapai 22,4% awal tahun, bahkan hitungan Bapanas rasionya 24,7%. Tapi mengapa ada kesan masalah stok di pasar, saya kira ini karena kepentingan [pemerintah] menjustifikasi impor beras yang serampangan," kata Andreas.
Pada Desember 2023 sudah diputuskan impor beras 2,5 juta ton untuk tahun ini ketika stok masih melimpah, menjadi langkah yang serampangan menurut Andreas. Pada Desember 2022 yang menjadi informasi stok awal 2023, ada pasokan 4,06 juta ton.
Sementara stok awal 2024, menurut perhitungan Andreas, ada 6,71 juta ton. Ini mencerminkan terjadi kenaikan stok 2,7 juta ton sehingga rasio stok saat ini mencapai 22,4%, di atas angka aman 20%. Namun, entah mengapa Bapanas justru melontarkan persepsi masalah pasokan dengan merilis data defisit produksi beras.
Indonesia mencatat impor beras terbesar pada 2023 lalu, mencapai lebih dari 3 juta ton, terbesar dalam lima tahun terakhir. Arus impor itu berlanjut tahun ini di mana target impor direncanakan sebesar 3 juta ton, terdiri atas 2,5 juta ton beras impor penugasan dan 500.000 ton carry over dari rencana impor tahun lalu.
-- dengan bantuan laporan Dovana Hasiana.
(rui/aji)