Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) pada hari pertama perdagangan pekan ini, Senin (12/2/2024) berpeluang melanjutkan tren penguatan yang sudah dimulai sejak pekan pendek lalu.
Keperkasaan dolar AS di pasar sudah mulai terkikis dengan penurunan indeks dolar AS akhir pekan lalu dan pagi ini terlihat melanjutkan pelemahan ke kisaran 103,98. Sementara kontrak forward rupiah (NDF) di pasar New York pekan lalu juga ditutup menguat di kisaran Rp15.627/US$ dan pagi ini bergerak stabil di Rp15.639/US$, menurut data Bloomberg pukul 07:06 WIB.
Pekan ini, akan ada banyak peristiwa dan data penting yang dinanti-nanti oleh para pelaku pasar. Dari dalam negeri, Rabu pekan ini hasil hitung cepat Pemilu dan Pilpres 2024 akan menjadi data paling panas yang ditunggu pasar.
Sementara dari luar negeri, Amerika dijadwalkan akan melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK/CPI) Januari pada Selasa, dilanjutkan data penjualan ritel pada Kamis dan inflasi harga produsen pada Jumat. Pekan ini juga ada jadwal delapan pejabat The Fed yang akan berbicara di berbagai acara, di mana kesemuanya akan memberi sentimen pada prospek penurunan bunga Fed fund rate.
Pasar yang pekan lalu dipaksa menurunkan ekspektasi kapan persisnya pivot The Fed dimulai yakni dari Maret bergeser ke Juni, kini terlihat semakin yakin penurunan bunga acuan akan dimulai Mei nanti dengan probabilitas mencapai 69,8%.
Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg memperkirakan, inflasi AS pada Januari diperkirakan menyentuh 2,9% year-on-year, menurun tajam dari Desember di angka 3,4%. Sementara inflasi inti pada Januari diprediksi di angka 3,7% dari tadinya di 3,9%. Inflasi AS yang semakin mendekati target 2% akan memberi ruang lebih leluasa bagi The Fed untuk memulai penurunan bunga. Itu akan menjadi momen pivotal yang akan menggerakkan antusiasme pasar.
Rupiah akan terdampak positif dari sentimen global tersebut walaupun masih akan dominan disetir oleh kepastian hasil Pemilu dan Pilpres 14 Februari nanti.
Dari kacamata analisis teknikal, rupiah hari ini berpotensi melanjutkan tren penguatan setelah pekan lalu ditutup di Rp15.635/US$, dan hari ini bisa menuju Rp15.605-Rp15.570/US$. Level resistance selanjutnya berpotensi terus dan lanjut menguat ke Rp15.540/US$ di kisaran MA-50 dan MA-100.
Dalam jangka menengah, rupiah berhasil membentuk tren pembalikan arah, serta ada di trendline channel yang berpotensi menuju Rp15.510/US$, tercermin dari time frame daily dan menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang.
Apabila rupiah memberikan indikasi pelemahan, support terdekat dapat menuju Rp15.680/US$, sementara kisaran gerak rupiah dalam support di antara Rp15.720-Rp15.750/US$.
(rui)